KOMPAS.com - Para arkeolog Polandia menemukan pemandian air panas kuno yang masih utuh di Guatemala, Amerika Tengah. Pemandian uap berusia 2.500 tahun ini diyakini digunakan dalam ritual suku Maya.
Menurut pemberitaan IFL Science, Jumat (18/1/2019), pemandian air panas itu dilengkapi dengan terowongan dan tangga dari batu yang diukir.
Kompleks ini merupakan salah satu pemandian air panas tertua dan paling utuh yang ditemukan di Mesoamerica.
Baca juga: Mirip Game of Thrones, Begini Strategi Politik Maya Kuno
Para ahli memulai penggalian ini sekitar lima tahun lalu. Awalnya mereka mengira akan menemukan sesuatu yang suram dan tak pernah menyangka akan menemukan pemandian air panas tertua yang masih utuh.
Pemandian uap ini terletak di kota kuno Nakum, Maya.
Saat menemukan ada terowongan berbatu, awalnya ahli mengira itu adalah jalan menuju ke makam.
Namun ternyata itu adalah pintu masuk ke lokasi pemandian air panas, mungkin sebagai saluran air yang meluber.
Beberapa langkah dari terowongan ada tangga di kedua sisi yang mengarah ke kompleks. Kemudian di bagian dalam ada bangku dari batu berukir yang mungkin dijadikan sebagai tempat menikmati air panas dan uapnya.
Tim Koszkul juga menemukan tempat perapian besar yang diyakini kerap digunakan, ditunjukkan oleh lapisan tebal yang terbakar.
Di masa lalu, mungkin batu-batu besar akan dibakar dan kemudian disiram dengan air untuk menghasilkan uap. Batuan yang runtuh di tempat tertentu memberi bukti tambahanan bahwa ruangan tersebut selalu dipapar dengan suhu tinggi.
Menurut ahli, penggunakan pemandian air panas untuk tujuan ritual masih dilestarikan oleh masayrakat sekitar hingga hari ini. Terkadang ada wanita hamil yang melakukan ritual mandi uap karena yakin dengan begitu akan membantu proses persalinannya menjadi lebih mudah.
Baca juga: Selain Ritual, Hewan Liar seperti Puma dan Jaguar Dipelihara Maya Kuno
"Dalam kepercayaan Maya, gua dan tempat pemandian merupakan situs istimewa. Di situlah dewa dan manusia pertama diyakini lahir dan mulai memasuki dunia. Tempat seperti itu dianggap pintu masuk ke dunia bawah yang dihuni para dewa dan leluhur. Gua dan pemandian juga dikaitkan dengan kesuburan, sumber air yang memberi kehidupan," ujar Dr Jaros?aw ?ra?ka, dari JU Institute of Archaeology, yang ikut mengarahkan penggalian.
Ahli memprediksi, pemandian itu digunakan sekitar 700 SM sampai 300 SM sebelum akhirnya tertimbun puing-puing.
"Mungkin ini berkaitan dengan perubahan dinasti yang memerintah di Nakum atau perubahan penting lainnya dalam kehidupan sosial dan keagamaan Maya," ujar Koszkul.
Pemandian dari suku Maya sebelumnya sudah pernah ditemukan, tapi belum ada yang utuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.