KOMPAS.com - World Cancer Research Fund memprediksi ada 1,59 juta orang yang meninggal dunia akibat kanker paru. Hanya 240.000 atau 15 persen penderita kanker paru yang sintas.
Dalam data statistik WHO, ada sekitar 22.000 pria dan 8.000 wanita yang meninggal karena kanker paru setiap tahunnya di seluruh dunia.
Setelah diagnosis kanker paru, dokter biasanya akan memberi tahu stadium kanker yang dimiliki pasien. Semakin tinggi stadiumnya, maka semakin serius kondisi kanker yang dialami.
Selain itu, stadium kanker paru juga dapat menunjukkan kondisi paru dan tumor secara lengkap.
Baca juga: Batuk Kanker Paru Sama Seperti Batuk Lainnya, tetapi...
Bagi Elisna Syaahruddin dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respiratori Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, stadium dalam kanker paru merupakan perjalanan suatu penyakit.
"Perjalanan dari paru, kelenjar getah bening, sampai menjalar ke bagian lainnya," ujar Elisna yang dihubungi Kompas.com, Rabu (10/10/2018).
Stadium kanker paru
Dilansir dari Hellosehat, sistem klasifikasi yang paling umum digunakan oleh sebagian besar dokter adalah klasifikasi stadium TNM.
T menunjukkan ukuran tumor dan seberapa jauh tumor menyebar. N menunjukkan keterlibatan tumor ke kelenjar getah bening. M menunjukkan metastasis atau penyebaran tumor ke organ tubuh lain.
Sebagai contoh, jika tumor tidak ditemukan, maka statusnya menjadi T0. Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, maka statusnya menjadi N1.
Akan tetapi, terdapat juga perbedaan antara klasifikasi stadium kanker paru dengan sel yang kecil dan yang besar.
Kanker paru dengan sel kecil
Kanker paru dengan sel kecil biasanya tidak mengikuti klasifikasi stadium formal. Kanker ini cenderung menyebar (bermetastasis) secara dini dan diklasifikasikan ke dalam dua tahap, yaitu stadium dini dan stadium lanjut.
Stadium dini menunjukkan bahwa kanker paru dibatasi pada satu sisi dada.
Stadium lanjut menunjukkan bahwa kanker paru telah menyebar di daerah luar dada, seperti hati, kelenjar adrenal, tulang dan otak.