Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Amirah, Bayi Gajah yang Terjerat hingga Mati

Kompas.com - 17/10/2018, 17:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber


KOMPAS.com - Saat berada di kebun binatang, kita bisa menyaksikan aneka satwa unik dan ikonis, mulai dari singa, gajah, macan, jerapah, dan lainnya. Namun, pernahkah kita memikirkan nasib mereka di alam yang merupakan habitat aslinya?

Saat ini, jumlah satwa yang hidup di alam liar makin berkurang jumlahnya. Satu per satu satwa masuk dalam daftar dilindungi dan daftar rentan punah.

Kebanyakan satwa mati bukan karena usia atau takdir, tetapi ulah kita. Entah itu karena perburuan ilegal, kerakusan untuk memperluas wilayah sehingga habitat satwa berkurang, atau mati terperangkap dalam jerat.

Belum lama ini, seekor anak gajah sumatera bernama Amirah mati karena faktor terakhir itu.

Baca juga: Mengapa Kulit Gajah Afrika Berkerut-kerut, tetapi Gajah Asia Tidak?

Dalam ulasan Kompas.id, Senin (24/9/2018), Amirah yang usianya masih 15 bulan mati di Pusat Latihan Gajah (PLG), Kecamatan Saree, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Ia mati karena mengalami sejumlah gangguan kesehatan setelah terkena jerat pada Mei 2018.

Amirah ditemukan terkapar kena jerat pada 2 Mei 2018 di sebuah hutan di Geumpang, Pidie. Kaki kirinya tersangkut jerat dan membuatnya nyaris putus.

Entah siapa yang memasang jerat maut itu. Banyak pihak menduga perangkap itu sengaja dipasang warga untuk menangkap rusa.

Tak menunggu lama, Amirah langsung dievakuasi ke PLG Saree, Aceh Besar untuk mendapat perawatan intensif oleh tim medis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala.

Beberapa bulan mendapat perawatan, kondisi kesehatan Amirah terus menunjukkan kemajuan. Luka di kaki perlahan menyusut dan dia tampak lebih ceria dibanding saat pertama kali datang ke PLG.

Mengamati kemajuan Amirah, tim medis yang merawatnya yakin anak gajah ini bakal sembuh total.

Sayang nasib berkata lain. Tepat seminggu sebelum Amirah mati, kondisinya menurun drastis.

Segala tindakan penyelamatan diupayakan, termasuk memberi suplemen, obat, dan makanan bergizi. Namun semua upaya itu tidak dapat menolong nyawa Amirah.

Pada 24 September 2018 pagi, Amirah menyerah dan mati.

Baca juga: Kehilangan Belalainya, Bisakah Anak Gajah Ini Bertahan Hidup?

Bagi Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, kematian Amirah sangat menyedihkan karena awalnya pengobatan berjalan baik dan Amirah menunjukkan kesehatan.

Kematian Amirah diduga kuat karena gangguan hati, ginjal, stres, dan malnutrisi.

"Seminggu sebelum kematian, Amirah menderita diare parah yang diduga karena komplikasi penyakit yang diderita," ucap Sapto saat itu.

Jasad Amirah kini dikuburkan di LPG Saree.

Selamat jalan, Amirah. Semoga tak ada lagi Amirah-amirah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau