KOMPAS.com – Penggunaan krim tabir surya ketika berwisata ke pantai dipandang sebagai sebuah kelaziman. Namun tidak bagi ekosistem air.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Environmental Science & Technology, bahan kimia yang terkandung di dalam krim tabir surya bisa menyebabkan kecacatan pada ikan, dan peneliti yakin bahan kimia ini juga bisa memiliki efek berbahaya pada manusia.
Padahal, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tingkatan bahan kimia dari tabir surya di lautan tidak cukup tinggi untuk memberikan dampak berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan.
Namun, pernyataan itu dibantah oleh Kelvin Sze-Yin Leung dari Hong Kong Baptist University dan kolega yang menguji perairan Shenzhen, Cina.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Tabir Surya? Ahli Menjawab
Dari pengujian mereka, ditemukan tujuh dari sembilan bahan kimia krim tabir surya menumpuk di sekitar pantai. Tidak hanya itu, tercatat pula bahwa bahan kimia tersebut mencemari waduk dan air keran perumahan sekitar.
Untuk melihat dampak yang terjadi pada biota laut, para peneliti memberi ikan zebra makanan yang sudah terkontaminasi tiga bahan kimia tabir surya.
Hasilnya, bahan kimia tabir surya memang tidak memengaruhi sebagian besar ikan zebra dewasa. Namun sayangnya, bahan tersebut justru memberikan dampak yang buruk pada ikan zebra yang masih anak-anak. Jika anak-anak ikan zebra terkontaminasi dalam periode waktu yang cukup lama, dapat menyebabkan abnormalitas dan cacat lahir.
"Hasil dari penelitian kami dengan ikan zebra dan studi-studi lain pada tikus menunjukkan bahwa ini bisa menjadi masalah penting bagi manusia," tulis para peneliti.
Baca juga: Kemiskinan Vitamin D Mendunia, Perlukah Berhenti Pakai Tabir Surya?
Mereka melanjutkan, dengan adanya jejak bahan kimia ini di dalam air, diperlukan sistem penyaringan tambahan.
“Hasil ini menunjukkan kepada kita paparan tabir surya lain selain penggunaannya langsung ke kulit. Bila mempertimbangkan hubungan antara kerentanan manusia pada bahan kimia ini dan dampaknya pada kesehatan, maka ini adalah kekhawatiran yang tinggi,” imbuh mereka.
Penelitian telah menunjukkan bahwa tabir surya dapat memiliki efek merusak pada lingkungan laut. Setiap tahun, sekitar 14.000 ton tabir surya masuk ke terumbu karang di seluruh dunia. Oxybenzone menjadi bahan kimia yang paling banyak ditemukan, dan menurut observasi laboratorium, telah terbukti berdampak negatif terhadap spesies terumbu karang.
Hawaii pun menjadi negara pertama yang melarang tabir surya dengan menghalangi penjualan dan distribusi tabir surya yang mengandung bahan kimia tertentu. Peraturan tersebut akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.