Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Berantas DBD di Australia, Yogyakarta Jadi Target Selanjutnya

Kompas.com - 02/08/2018, 11:46 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Setelah sukses memberantas demam berdarah di sebuah kota di Australia, sebuah lembaga nirlaba menjadikan Yogyakarta sebagai target selanjutnya.

Alasan lembaga World Mosquito Program memilih Yogyakarta sebagai target lanjutan tidak lepas dari fakta bahwa jumlah kasus demam berdarah (DBD) di sana cukup tinggi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2016, jumlah pasien yang dirawat karena DBD mencapai 1.076 orang dan 13 di antara mereka meninggal dunia.

Setahun sebelumnya, terdapat 945 pasien DBD dengan 11 kasus kematian.

Tren kasus DBD di Yogyakarta inilah yang hendak diputus oleh World Mosquito Program.

Sebelumnya, lembaga ini telah berhasil memberantas DBD di Townsville, kota berpenduduk 187.000 orang di Australia.

Pakai Bakteri

Cara yang digunakan adalah menyebar nyamuk yang telah dijangkiti dengan bakteri Wolbachia. Bakteri tersebut membuat nyamuk-nyamuk Aedes aegypti di kawasan itu tak lagi membawa virus dengue.

Alhasil, Townsville telah bebas dari DBD sejak 2014.

"Sebelumnya kami tidak punya apapun untuk memperlambat penyakit ini, semakin lama justru semakin buruk," kata Scott O'Neill, direktur World Mosquito Program, sebagaimana dikutip harian the Guardian.

"Saya pikir kami punya sesuatu yang akan berdampak signifikan dan saya pikir studi ini adalah indikasi pertama bahwa hasilnya tampak sangat menjanjikan," imbuh O'Neill.

Selama empat musim hujan, para peneliti dari Universitas Monash melepaskan nyamuk-nyamuk berbakteri Wolbachia di area sekitar kota seluas 66 kilometer persegi.

Baca juga: DBD Dapat Ditekan Lewat Perilaku Seks Nyamuk, Kok Bisa?

Masyarakat kota beriklim tropis itu mendukung sepenuhnya upaya tersebut. Bahkan, para pelajar turut menyebar nyamuk-nyamuk tersebut.

World Mosquito Program menyebut Townsville adalah kesuksesan pertama program tersebut.

"Dengan biaya sekitar Rp217.000 per orang, uji coba Townsville menunjukkan bahwa pendekatan ini bisa dilaksanakan secara cepat, efisien, dan terjangkau untuk membantu masyarakat terlindungi dari penyakit yang dibawa nyamuk," kata O'Neill.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com