Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Raksasa Ini Bisa Sebabkan Luka Bakar dan Kebutaan

Kompas.com - 20/06/2018, 18:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini, gulma beracun menyerang negara bagian Virginia, Amerika Serikat. Gulma tersebut adalah hogweed raksasa atau Heracleum mantegazzianum, yang bisa menyebabkan luka bakar dan kehilangan penglihatan.

Kabar buruknya, tanaman liar ini telah tumbuh sangat tinggi. Penduduk setempat yang pertama kali mengetahui hal ini segera menghubungi para ahli lokal.

Salah satu ahli yang dihubungi adalah Jordan Metzgar, kurator di Virginia Tech Massey Herbarium.

Metzgar dan sejawatnya mengidentifikasi tanaman ini telah berukuran sangat besar, dengan tinggi 4,3 meter dan bunga putih di atasnya.

Namun, pertanyaannya, seberapa berbahaya tanaman ini?

"Getah (tanaman ini) beracun dan pada dasarnya bisa menghilangkan kemampuan tubuh untuk mengendalikan radiasi UV dari sinar matahari," ungkap Joellen Lampman, pengajar Manajemen Hama Terpadu di Cornell University dikutip dari Live Science, Senin (18/06/2018).

Luka Bakar Parah

Tanpa kemampuan tersebut, seseorang jadi lebih rentan terhadap sengatan matahari.

Hilangnya kemampuan ini disebabkan senyawa furanocoumarins fotosintetis yang terkandung dalam getah tersebut.

Menurut Metzgar, sinar matahari akan mengaktifkan senyawa tersebut dan menyebabkan luka bakar yang parah pada kulit seseorang.

Istilah medis untuk jenis luka bakar ini adalah "phytophotodermatitis," suatu kondisi kulit yang disebabkan oleh kepekaan ekstrim terhadap sinar matahari.

Baca juga: Anjing Alami Luka Bakar Usai Dicat Bulunya, Ini Pelajaran untuk Kita

Padahal, menurut Konservasi Lingkungan Negara Bagian New York (NYSDEC), luka bakar akibat tanaman ini bisa memburuk ketika terinteraksi dengan kelembapan dari keringat atau embun.

"Ini sangat mengerikan," kata Metzgar.

"Ini bisa menyebabkan luka bakar yang sangat parah... (bahkan) lebih buruk daripada terbakar sinar matahari yang khas," sambungnya.

Phytophotodermatitis juga dapat menyebabkan ruam, lecet menyakitkan, jaringan parut dan sensitivitas jangka panjang terhadap sinar matahari, kata Lampman.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau