Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Buktikan Anjing Mungkin Lebih Rasional Dibanding Manusia

Kompas.com - 19/05/2018, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Semua orang mengamini bahwa manusia adalah makhluk paling berakal dibanding makhluk lainnya.

Jika berbicara kepintaran, mungkin hal itu memang benar. Namun, sebuah temuan terbaru justru menunjukkan anjing mungkin lebih rasional dibanding kita.

Hal ini dibuktikan oleh Laurie Santos, seorang psikolog kognitif yang mempresentasikan teorinya dalam acara Pusat Ilmiah Liberty Genius Gala tahun ini.

Baca juga: Dikira Anjing, Hewan Peliharaan Keluarga Ini Ternyata Beruang Hitam

Di atas panggung, ia membawa sebuah kotak yang memiliki gagang berbentuk silinder di salah satu sisi. Ia kemudian menggoyang gagang itu beberapa kali dan membuka bagian atas kotak. Proses yang sama diulanginya lagi.

Setelah pertunjukan, Santos berkata kepada semua hadirin yang ikut dalam pertemuan, jika ia meminta seseorang naik ke atas panggung untuk membuka kotak, orang tersebut akan melakukan hal yang sama. Menggoyangkan gagang terlebih dulu, sebelum membuka tutup kotak.

Sebagai gantinya, Santos mengundang seekor anjing naik ke atas panggung untuk membuka kotak.

Sebelum ia mengisyaratkan perintah untuk membuka kotak, Santos melakukan hal yang sama seperti ditunjukkannya pertama kali.

Anjing itu terlihat memperhatikan dengan seksama. Ketika anjing diminta membuka kotak, uniknya anjing tidak melakukan hal yang sama seperti Santos.

Ia mengendus kotak itu, melewati pegangan, dan langsung membuka tutup kotak dengan hidungnya.

Anjing itu benar, pegangan dalam kotak hanyalah tipuan Santos. Pegangan tidak memberi pengaruh apapun untuk kotak, dan hanya seperti hiasan saja.

Baca juga: Selalu Setia Menemani Tuannya, Mungkinkah Anjing Ikut Stres?

"Anjing sangat bagus dalam belajar dibanding kita. Namun, mereka belajar dengan cara yang unik dan memiliki akalnya sendiri untuk mengikuti perilaku manusia," kata Santos yang bekerja di Universitas Yale, dalam wawancara dengan Live Science yang diterbitkan Jumat (18/5/2018).

"Manusia, di sisi lain, dapat menjadi mangsa fenomena yang disebut over-imitasi," kata Santos.

Menurutnya, terkadang manusia meniru terlalu banyak dan sangat rentan percaya pada orang lain. Manusia seperti menyalin sesuatu yang dilakukan orang lain, meski kadang hal yang dilakukan orang lain "aneh".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau