KOMPAS.com - Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang mampu mengurangi stres pemiliknya.
Pasalnya, para pemilik kerap mencurahkan perasaan dengan berbicara kepada mereka. Selain itu, pelukan kepada anjing juga mampu melepaskan kepenatan yang dialami tuan si anjing.
Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana dengan nasib anjing-anjing tersebut?
Apakah stres juga melanda hewan yang bisa menyalak itu? Apakah memang aman bagi mental anjing jika terus-terusan berada dalam dekapan manusia? Apalagi sekarang anjing juga dilibatkan untuk terapi mental bagi manusia.
Pertanyaan tersebut terjawab oleh studi garapan organisasi peduli hewan, American Human.
Baca juga : Pemilik Anjing, Tahukah Usia Pasti Hewan Kesayangan Anda?
Menurut penelitian yang terpublikasikan di Applied Animal Behavior Science; meski dibebani tanggung jawab bertumpuk, tidak ada tanda-tanda stres yang menyelimuti anjing.
Seperti yang dirangkum dari Science Alert, Sabtu (5/5/2018); Amy McCullough, peneliti utama riset tersebut mendapatkan temuan itu seusai menganalisis ludah anjing untuk mendeteksi hormon kortisol.
Hormon ini aktif tatkala manusia ataupun anjing tengah dihadapkan pada tekanan tidak menyenangkan.
Sampel air liur diperoleh dari 26 anjing yang diperbantukan di lima rumah sakit Amerika Serikat. Anjing-anjing tersebut sehari-hari diminta untuk menemani pasien kanker anak-anak.
jika hormon kortisol pada anjing tinggi, itu tandanya ia tidak nyaman bermain dengan anak-anak tersebut.
Baca juga : Ini Alasan Mengapa Anjing Sering Cari Perhatian di Depan Orang Asing
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.