Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Cara "Si Ayam Dari Neraka" Membuat Sarang, Mirip Cincin

Kompas.com - 17/05/2018, 17:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber BBC News

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, para ahli berhasil mengetahui cara dinosaurus mengerami telurnya, khususnya Anzu wyliei atau yang disebut "ayam dari neraka".

Para ahli sudah lama ingin mengetahui bagaimana perilaku dinosaurus saat masa inkubasi. Jumlah fosil ditemukan yang sangat minim menjadi kendala bagi para peneliti.  

Namun, berdasarkan penelitian terbaru dari para ilmuwan asal Asia dan Amerika Utara, Oviraptorosaurus seperti A wylie menata telurnya secara melingkar dan ada ruang kosong di bagian tengah sarang. Pola ini mirip bentuk cincin di jari kita. 

Menurut para ahli, teknik ini bertujuan untuk menopang berat badan induk Oviraptorosaurus, seperti dilansir dari BBC News, Rabu (16/5/2018). 

Selain itu, sarang yang melingkar memungkinkan sang induk untuk memberikan suhu panas kepada telur dan menjaga bayi mereka tanpa harus merusak cangkang telur yang belum menetas.

Baca Juga: Gajah, Badak, dan Ikan Bisa Kentut, Bagaimana dengan Dinosaurus?

Seperti diketahui, Oviraptorosaurus adalah salah satu jenis dinosaurus dengan ukuran tubuh yang bervariasi. Merupakan nenek moyang burung modern, dinosaurus berbulu ini hidup di periode Kapur akhir atau sekitar 67 juta tahun lalu.

"Ini kelompok dinosaurus yang sangat menarik," kata rekan penulis studi Darla Zelenitsky dari Universitas Calgary kepada BBC News.

"Sebagian besar ukuran mereka kecil, mungkin sekitar 100 kilogram atau kurang. Mereka sangat mirip burung; mereka memiliki tengkorak mirip burung nuri. Meskipun jarang ditemukan, namun ada sejumlah spesimen yang menarik," tambahnya.

Untuk mengungkap perilaku inkubasi Oviraptorosaurus, para ahli mengamati 40 sarang dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berasal dari China dan Mongolia.

Mereka menemukan sarang telur dengan diameter 35 sentimeter untuk spesies berukuran kecil hingga yang berdiamater 330 sentimeter untuk spesies terbesar seperti, Macroelongatoolithus.

Perbedaan ukuran ruang kosong di tengah sarang, ternyata menunjukkan berapa besar ukuran spesies. Semakin besar ukuran spesies, maka diameter rongga juga akan bertambah lebar. Proses adaptasi ini tidak ditemukan pada spesies burung.

Baca Juga: Jejak Kaki Raksasa Ungkap Rahasia Dinosaurus Berleher Panjang

"Dari apa yang kami lihat, penemuan ini hanya ada di kelompok ini. Mereka punya telur yang sangat panjang. Jadi itu cukup unik untuk mereka," kata Dr Zelenitsky.

Sejumlah penelitian menunjukkan, telur yang memanjang ini kemungkinan berwarna biru kehijauan. Telur dengan ukuran terbesar memiliki cangkang paling halus dan dapat berbobot lebih dari 6 kilogram.

Para ahli menyimpulkan, Oviraptorosaurus ukuran kecil kemungkinan duduk langsung di atas telur-telur mereka yang mungkin sudah saling tumpang tindih satu dengan lainnya.

Lalu, sarang bagi spesies yang lebih besar akan tertata melingkar seperti cincin yang mampu menopang berat badan induk.

Dr Lindsay Zanno, ahli dari Museum Ilmu Alam Carolina Utara, menggambarkan hasil penelitian sebagai bentuk yang "sederhana, namun elegan".

"Sarang dinosaurus sangat berharga karena memberi kita wawasan tentang bagaimana dinosaurus berevolusi, mengadopsi perilaku yang memungkinkan mereka menghangatkan atau melindungi telur mereka tanpa meremas telur-telur mereka dengan tubuhnya yang besar,"kata Zanno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau