Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirip Manusia, Paus Juga Berbudaya dan Menjaga Tradisi Leluhur

Kompas.com - 06/04/2018, 11:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Beluga atau paus putih adalah salah satu spesies terkecil dalam kelompok paus.

Tinggal di laut Arktika dalam kelompok kecil, paus beluga tak hanya pandai menirukan berbagai macam suara.

Sebuah temuan terbaru oleh tim gabungan Internasional menemukan bahwa mereka adalah mamalia laut dengan jiwa sosial yang tinggi.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal PLOS One, Kamis (22/3/2018), menyebut bahwa paus beluga dapat menghargai budaya, menjaga akar leluhur, dan membentuk ikatan kekeluargaan seperti halnya manusia.

Baca juga : Mengapa Mamalia Laut Seperti Paus Berukuran Besar? Sains Jelaskan

Peneliti mengamati, paus beluga terus melakukan kebiasaan yang sama dan diteruskan dari generasi ke generasi.

Mereka akan kembali ke lokasi yang sama setiap tahun pada musim panas dan musim dingin untuk mencari makanan, melahirkan, dan membesarkan anak. Perjalanan ribuan mil mereka tempuh untuk mencapai tempat tersebut.

"Dalam konteks penelitian ini, budaya adalah pengetahuan atau perilaku yang dilakukan dalam kelompok atau masyarakat hewan. Perilaku ini diperoleh melalui semacam pembelajaran sosial," kata Greg O'Corry-Crowe, penulis utama penelitian sekaligus profesor di Florida Atlantic University kepada Newsweek, Kamis (5/4/2018).

Greg berkata ada beberapa syarat munculnya budaya, antara lain terdapat pola yang stabil dalam kelompok, kemampuan untuk mempelajari dan mengingat pengetahuan atau perilaku dalam kelompok, dan beberapa nilai adaptif untuk transmisi serta penerimaan perilaku.

"Syarat terakhir bisa dalam bentuk peningkatan kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi setiap individu. Jika setiap individu terus menjaga tradisi, katakanlah ibu mengajarkan suatu perilaku pada anaknya, maka perilaku tersebut dapat terus diwariskan," sambung Greg.

Dalam penelitian ini, Greg dan timnya penasaran apakah paus tertentu secara naluriah akan kembali ke tempat mereka dilahirkan atau tumbuh dan mewariskan perilakunya ke keturunannya atau tidak.

Untuk itu, peneliti memutuskan untuk menganalisis sampel genetik lebih dari 1.600 paus beluga yang diambil selama lebih dari tiga dekade (sejak 1978 sampai 2010) dari paus yang hidup di teluk Alaska, laut Bering, laut Chukchi, laut Beaufort, dan laut Okhotsk, Samudera Pasifik bagian barat.

Menurut peneliti hasil analisisnya menunjukkan adanya perilaku yang diwariskan. Seperti dijelaskan di atas, perilaku yang diwariskan adalah kunci dari budaya.

"Kami berhasil mengumpulkan sejumlah aspek penting dari migrasi paus beluga yang berhubungan erat dengan perjalanan panjang kembali ke daerah pantai yang sama setiap tahun, dari generasi ke generasi," jelas Greg.

Baca juga : Dengarkan Suara Paus Bowhead, Si Penyanyi Jazz dari Perairan Arktik

Menurutnya, perilaku ini didorong oleh kebutuhan kritis untuk menavigasi tantangan perairan yang tertutup es dan sangat sering tidak terlihat sama sekali, agar bisa mencapai tujuan pada waktu tertentu setiap tahun.

"Temuan ini dikombinasikan dengan fakta bahwa anak paus beluga terus bersama ibunya selama lebih dari satu tahun. Secara tidak langsung, perilaku migrasi lebih dari satu putaran itu diwariskan pada keturunannya," ujar Greg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com