Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Pasien Kanker Pantang Makan Daging dan Ikan?

Kompas.com - 21/02/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Didiagnosis menderita kanker sering kali membuat banyak orang merasa di ambang kematian. Tak heran, berbagai upaya dilakukan oleh para pasien untuk segera sembuh, termasuk pantang makan makanan tertentu.

Lalu kira-kira makanan apa ya yang tak boleh dikonsumsi para penderita kanker?

Menurut sebuah penelitian terbaru, makanan yang pantang dimakan para penderita kanker adalah daging dan ikan (makanan laut).

Pantangan tersebut karena para peneliti dari University of Cambridge menemukan bahwa mengonsumsi daging dan ikan bisa membuat kanker lebih mudah menyebar ke seluruh tubuh. Dengan kata lain, makanan tersebut membuat kanker lebih mematikan.

Baca juga: Payudara Wanita, Teka-teki Evolusi hingga Kanker yang Mematikan

Sebenarnya, yang membuat daging dan ikan menjadi mematikan bagi pasien kanker adalah kandungan asparagin di dalamnya. Asparagin adalah salah satu asam amino yang digunakan oleh sel untuk membuat protein.

Kanker sendiri merupakan sel yang tumbuh tidak normal. Ini berarti bahwa konsumsi asparagin juga memberi "makan" sel abnormal tersebut.

Pada pengujian terhadap tikus, ditemukan bahwa memotong asupan asparagin dalam makanan mengurangi kemampuan kanker untuk menyebar.

Analisis lebih lanjut juga menunjukkan bahwa orang dengan gen yang lebih tidak aktif dalam memproduksi asparagin mempunyai tingkat bertahan hidup yang lebih baik terhadap kanker payudara, ginjal, kepala, dan leher. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini menyarankan agar pasien kanker payudara menghindari makanan berasparagin tinggi.

Seperti yang diketahui, sebagian besar penderita kanker tidak meninggal akibat tumor primernya. Tapi, penyebaran sel kanker ke paru-paru, otak, tulang, dan organ lain yang membuat pasien meninggal.

Harapannya, temuan ini kemudian menjadi kunci untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker.

"Temuan ini menambah informasi penting untuk pemahaman kita tentang bagaimana menghentikan penyebaran kanker, alasan utama pasien meninggal akibat penyakit mereka," ungkap Profesor Greg Hannon, pemimpin penelitian ini dikutip dari New York Post, Kamis (8/2/2018).

"Hasilnya sangat sugestif bahwa perubahan dalam pola makan dapat memengaruhi bagaimana seseorang merespons terapi primer dan kemungkinan penyebaran penyakit mematikan di kemudian hari," imbuhnya.

Baca juga: Nenek Kena Kanker Ovarium? Hati-Hati, Penyakit Itu Bisa Turun Ke Anda

Sayangnya, temuan ini tidak banyak mendapat dukungan, bahkan banyak ilmuwan menentang hasil tersebut. Salah satunya oleh Martin Ledwick dari Cancer Research UK.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa membatasi makanan tertentu dapat membantu melawan kanker," ujar Ledwick.

"Penting bagi pasien untuk berbicara dengan dokter mereka sebelum membuat perubahan pada pola makan mereka saat menjalani perawatan," tambahnya.

Dalam temuan tersebut sebenarnya terungkap bahwa mengurangi jumlah asparagin pada tikus hanya mengurangi penyebaran kanker. Cara tersebut tidak berdampak pada perkembangan tumor primer pasien.

Untuk itu, saat ini Hannon dan timnya sedang mempertimbangkan untuk melakukan uji coba pada manusia. Ini dilakukan agar mereka bisa menilai dampak pengurangan asupan asparagin terhadap penyebaran kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau