Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2018, 16:08 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com -- Sekali lagi, hasil reka ulang fosil wajah peremuan berusia remaja dari zaman purba berhasil dilakukan oleh peneliti dan hasilnya tidak kalah mengagumkan.

Diberi nama Avgi, remaja tersebut hidup di Yunani sekitar 7.000 tahun sebelum Masehi atau di akhir era Mesolitikum. Para peneliti dari Universitas Athens, Yunani, memperkirakan bahwa Avgi hidup di masa peralihan periode masyarakat berburu dan meramu ke periode masyarakat bercocok tanam.

Ini menjadi alasan peneliti memberinya nama Avgi yang berarti subij.

Arkeolog memang tidak tahu banyak tentang kehidupan Avgi dan bagaimana dia meninggal, tetapi para peneliti berhasil mengungkap bentuk tulang pipi wanita purba ini yang menonjol, alisnya yang tebal, dan dagunya yang berlesung pipit.

Sebelumnya, para peneliti juga berhasil merekonstruksi wajah gadis Athena berusia 11 tahun bernama Myrtis yang tinggal sekitar 430 SM. Para peneliti tahu Myrtis meninggal karena tifoid.

Wajah Avgi dipamerkan di sebuah acara di Museum Acropolis Museum pada hari Jumat lalu.

Baca Juga: Sains "Hidupkan Kembali" Wajah Ratu Huarmey Berusia 1.200 Tahun

Proses reka ulang wajah Avgi melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang ilmu, seperti ahli endokrinologi, ahli ortopedi, ahli saraf, ahli patologi, dan ahli radiologi. Mereka ingin merekonstruksi secara akurat penampakan wajah Avgi.

Tim rekonstruksi dipimpin oleh Manolis Papagrigorakis, seorang ahli gigi, dan Oscar Nilsson, arkeolog dari Swedia yang spesialisasinya melakukan rekonstruksi fosil wajah dari Zaman Batu, juga ikut bergabung.

"Zaman Batu adalah periode yang sangat panjang dan berbeda dengan zaman kita, tetapi secara fisik sangat mirip," kata Nilsson dikutip dari National Geographic, Jumat (19/1/2018).

Nilsson terlebih dulu melakukan pemindaian di bagian tengkorak Agvi, kemudian mengukur secara tepat sebelum membuat cetakan tiga dimensinya. Setelah itu, replika kepala Agvi dibuat. Tengkorak Agvi ditemukan peneliti pada tahun 1993 di gua Theopetra, sebuah situs di Yunani yang telah dihuni secara terus menerus selama sekitar 130.000 tahun.

"Ketebalan daging pada titik anatomis tertentu wajah akan tampak saat bagian-bagian replika direkatkan," katanya. Hal ini memungkinkan Nilsson untuk menyempurnakan wajah Avgi, otot demi otot.

Baca Juga: Mumi Bangsawan Wanita Direkonstruksi, Wajah Aslinya Pun Terungkap

Sementara itu, ciri wajah Agvi dibuat berdasarkan pengukuran tengkorak dan untuk warna kulit dan mata, para peneliti mempelajari ciri-ciri umum perempuan di wilayah tersebut.

"Bukan jenis kelaminnya, tetapi tengkorak dan ciri wajah Avgi sangat unik. Usia Myrtis masih anak-anak dan beberapa cirinya masih bisa yang kita temukan di zaman sekarang," kata Nilsson.

"Setelah merekonstruksi banyak wanita dan pria Zaman Batu, saya pikir beberapa ciri wajah sepertinya telah hilang atau 'diratakan' dengan waktu. Secara umum, saat ini kita terlihat kurang maskulin, baik pria maupun wanita," tambahnya.

Ini bukan kali pertama Papagrigorakis, Nilsson, dan tim Universitas Athena melakukan rekonstruksi fosil wajah purba. Setelah sukses merekonstruksi wajah Myrtis dan Avgi, para peneliti berencana merekonstruksi wajah seorang ratu Peru kuno pada bulan Desember nanti, tentunya dengan menggunakan teknologi tiga dimensi yang begitu canggih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com