Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukti Baru Makanan Cepat Saji Rugikan Kesehatan

Kompas.com - 15/01/2018, 21:09 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com -– Umum diketahui, makanan cepat saji dapat menaikkan berat badan dengan mudah akibat tingginya kalori dan lemak dalam satu sajian.

Morgan Spurlock membuktikannya melalui film dokumenter Super Size Me yang membuatnya mengalami kerusakan hati dan disfungsi seksual.

Penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan dari Universitas Bonn menambah alasan untuk tak mengonsumsi makanan cepat saji.

Mereka menemukan bahwa cara kerja tubuh merespon makanan tinggi lemak dan kalori sama seperti saat menangkis infeksi bakteri ketika sakit.

Temuan ini akan dipublikasikan di jurnal Cell.

Dengan menggunakan tikus model, para ilmuwan menemukan bahwa hewan yang makan makanan cepat saji mengembangkan respons inflamasi akut

Baca Juga : Konsumsi Makanan Cepat Saji Sebabkan Gejala DBD Sulit Terdeteksi

"Makanan yang tidak sehat menyebabkan peningkatan jumlah sel kekebalan tertentu yang tidak terduga dalam darah tikus dan terjadi peradangan akut," kata Annette Christ, salah satu penulis penelitian seperti dilansir Newsweek, Sabtu (13/1/2018).

Christ dan koleganya memberi diset sereal pada tikus selama empat minggu. Dalam rentang waktu tersebut, peradangan akut berkurang. Namun sel imun yang diprogram oleh makanan yang tidak sehat tetap sama. Artinya, dampak dalam level sel dari konsumsi makanan tidak sehat bertahan lama.

"Baru-baru ini ditemukan bahwa sistem kekebalan bawaan memiliki ingatan," kata penulis penelitian lainnya, Dr. Eicke Latz, seorang Direktur Institut Imunitas Anak Universitas Bonn.

"Setelah infeksi, pertahanan tubuh tetap dalam keadaan siaga, sehingga mereka bisa merespons lebih cepat serangan baru," sambungnya.

Ginger Hultin, ahli gizi dan juru bicara ahli gizi terdaftar untuk Academy of Nutrition and Dietetics berkata mengonsumsi makanan cepat saji terkadang tak berdampak negatif dalam jangka panjang.

Meski demikian, ia membenarkan bahwa mengonsumsi makanan olahan secara berlebihan dapat menyebabkan inflamasi.

Dr. Frank Lipman, penulis buku Be Well dan pendiri Pusat Kesehatan Eleven Eleven di New York City mengatakan, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cell pada Kamis (11/1/2018) tak terlalu mengejutkan. Sebab hal itu telah Lipman lihat saat praktek.

"Penelitian ini mengkonfirmasikan apa yang saya lihat dalam praktek saya setiap hari. Memakan makanan cepat saji, menyebabkan masalah kesehatan," kata Lipman.

Baca juga : Diet Mediterania Diklaim Bisa Buat Tubuh Kuat Hingga Usia Senja
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com