KOMPAS.com -- Apa yang memiliki cakar seperti Velociraptor, sayap seperti penguin, kaki seperti seperti burung kuntul, leher yang fleksibel seperti spesies predator, dan kepala seperti bebek yang bergigi? Jika Anda menjawab Halszkaraptor escuilliei atau Halszka, maka Anda benar.
Halszka memang terlihat aneh. Ia tampak seperti kesalahan evolusi, walaupun sebenarnya kombinasi ini sangat cocok untuk bertahan hidup di zamannya.
Kaki panjangnya memungkinkan Halszka untuk berlari, leher panjang dan tangan seperti pinguin membuatnya mampu berenang, dan gigi kecilnya membuatnya menjadi predator.
Setelah diidentifikasi, Halszka ternyata merupakan spesies baru kerabat terdekat Velociraptors. Para peneliti pun segera memaparkan anatominya di jurnal Nature.
Baca juga : Rekayasa Genetika Buktikan Burung Memang Hasil Evolusi dari Dinosaurus
"Pertama kali saya memeriksa spesimen itu, saya bahkan mempertanyakan apakah itu fosil asli," kata penulis utama Andrea Cau, ahli paleontologi di Museum Geologi Capellini di Bologna, seperti dikutip Newsweek pada Rabu (12/6/2017).
Ahli paleontologi di Universitas Maryland yang mengkhususkan diri pada theropoda dan terlibat dalam penelitian, Thomas Holtz, Jr, mengatakan, tak ada yang aneh dari bentuk Halszka sebagai bagian dari theropoda.
"Melihat anggota keluarga ini yang berubah menjadi binatang mirip angsa memang agak mengejutkan. Namun, begitulah cara kerja evolusi: bukan dengan membidik hasil akhir tertentu, tapi bercabang dan terdiversifikasi ke dalam garis keturunan yang berbeda," lanjut Holtz.
Holtz mencontohkan penemuan terbaru lainnya yang juga menjadi bagian dari theropoda dan berdiversikasi, yakni dromaeosauridae yang bersayap.
Baca juga : Hiu Berbadan Ular dengan 300 Gigi Ditemukan, Setua Dinosaurus
"Jadi, menambahkan kerangka tubuh lain (dalam kasus ini, seekor angsa semu bergigi kecil dengan kaki mirip burung kuntul) masuk akal."
Meski demikian, Andrea Cau dan koleganya tak mengetahui kapan kali pertama fosil Halszka digali. Tulang belulang itu baru kembali ke dunia ilmiah pada tahun 2015, setelah sebelumnya dijarah dari deposit fosil Mongolia dan menjadi milik pribadi.
Saat dianalisis, para ahli mendapati kerangka Halszka masih tertanam sebagian di batu. Dengan bantuan sinkrotron, mereka menemukan bahwa spesimen fosil masih utuh, belum dijamah manusia, dan siap dipelajari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.