Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Terakhir Adam Fabumi dan Perjuangannya yang Berlanjut

Kompas.com - 27/11/2017, 18:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perjuangan keluarga besar Adam Fabumi Kamaludin dalam menghadapi Trisomy 13 atau sindrom Patau perlu diteladani. Meski tahu itu penyakit langka, Adam kecil dan kedua orangtuanya tak berhenti berjuang.

Perjuangan Adam usai pada Rabu (22/11/2017). Pada usia tujuh bulan kurang dua hari, bayi kecil ini menemui Tuhan.

Namun, semangat Adam terus berlanjut melalui Adam Fabumi Foundation.

Kisah terakhir Adam diutarakan secara langsung oleh kedua orangtuanya, Ratih Megasari dan Kiagoos Kamaludin, melalui akun Instagram Adam Fabumi Foundation pada Minggu (26/11/2017).

Pada Selasa (21/11/2017) pukul 23.00 WIB, Kiagoos membangunkan Ratih dari tidurnya saat mengetahui napas Adam tidak teratur.

“Kami bangunin Bu Dewi (pengasuh Adam yang disebut Oma Suster). Akhirnya kami suction (lakukan penyedotan), takutnya ada slem dan memang sebentar lagi sudah jam suction dia. Setelah itu Adam agak tenang, tapi masih gelisah dan enggak nyaman,” kata Ratih.

Baca juga: Mengenal Trisomy 13 lewat Kasus Kematian Adam Fabumi

Ratin dan Kiagoos menduga kegelisahan Adam terjadi karena penggunaan ventilator yang membuat Adam tak nyaman. Keduanya berusaha mencari posisi tidur terbaik Adam dengan menyesuaikan letak ventilator, tetapi kegelisahan terus berlangsung.

Dugaan lain tertuju pada pengaturan ventilator. Pukul 03.00 WIB, teknisi ventilator memastikan bahwa tak ada yang salah dalam pengaturan alat bantu pernapasan itu.

Ratih mengatakan, kegelisahan Adam mereda saat berada dalam dekapannnya. Adam bisa tertidur sektiar 30 menit, terbangun dan kembali tidur sekitar 10-15 menit.

Kondisi ini berlangsung hingga pukul 05.00 WIB. Napas Adam semakin berat hingga bahunya ikut naik turun.

“Padahal oksigen dia (Adam) kami kasih lumayan tinggi, tapi saturasinya masih 80-an. Kami putuskan bawa ke rumah sakit. Tadinya mau pakai ambulans yang biasa. (Tapi) Kami pikir kalau mau tunggu ambulans lagi takutnya lama, kan, mereka ada prosedur. Kami modal nekat bawa Adam ke rumah sakit pakai oksigen,” kata Ratih.

Pagi yang sepi membuat perjalanan menuju rumah sakit hanya memakan waktu sekitar 10 menit. Adam langsung masuk ke Instalasi Gawat Darurat dan mendapat pertolongan pertama.

Baca juga : Adam Fabumi dan Trisomy-trisomy yang Mungkin Terjadi pada Manusia

Dokter menyarankan Adam masuk Pediatric Intensive Care Unit (PICU) karena membutuhkan ventilator dan dilaksanakan sekitar pukul 06.30 WIB.

Kedua orangtuanya menunggu di luar saat dokter dan suster menjalankan berbagai prosedur, sebelum memutuskan pulang untuk beristirahat.

“Jujur, perasaanku gelisah karena enggak pernah melihat Adam seperti itu. Sekitar pukul 10.00, aku telepon dokternya untuk tanya kondisi Adam. Katanya, memang ketika ditanganin gelisah. Sempat tenang dan saturasinya oke, tapi gelisah lagi,” kata Ratih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com