Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stephen Hawking: AI Bisa Menghancurkan Peradaban Manusia

Kompas.com - 08/11/2017, 21:06 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com -- Kecerdasan buatan (Al) semakin menunjukkan potensinya kepada manusia. Setelah menjadi asisten pribadi manusia yang dikemas dalam program telepon pintar, kini sebuah robot AI bernama Sophia yang mampu meniru ekspresi manusia mendapatkan kewarganegaraan dari Arab Saudi.

Beberapa waktu ke depan, bukan tidak mungkin bila Al sebagai sahabat karib manusia.

Namun, perkembangan teknologi AI mendapat perhatian tersendiri dari fisikawan Stephen Hawking. Menurut Hawking, Al berpotensi menghancurkan peradaban manusia dan menjadi ciptaan kita yang terburuk.

Hal itu disampaikan Hawking dalam sebuah konferensi teknologi di Lisbon, Portugal. Dia mengingatkan bahwa manusia perlu mencari cara untuk mengendalikan Al.

Baca juga : Tampil di GMIC Indonesia 2017, Ini Isi Pesan Stephen Hawking

"Komputer bisa, secara teori, meniru kecerdasan manusia, dan melampaui itu," kata Hawking seperti dikutip Newsweek pada Selasa (7/11/2017).

"Kesuksesan dalam menciptakan AI yang efektif, bisa menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah peradaban kita atau yang terburuk. Kita tidak tahu. Jadi, kita tidak dapat mengetahui apakah kita akan dibantu oleh AI secara tak terbatas, atau diabaikan, disisihkan, dan bahkan dihancurkan olehnya," ujarnya lagi.

Penulis buku Sejarah Singkat Waktu itu menuturkan, Al memiliki potensi untuk membantu proses transformasi masyarakat, antara lain dalam memberantas kemiskinan dan menanggulangi berbagai penyakit.

Namun, di sisi lain, Al dapat disalahgunakan menjadi senjata otonom yang kuat. Bahkan, digunakan unuk menindas orang lain hingga mengganggu perekonomian.

Baca juga : Perlukah Kita Takut Dikalahkan oleh Kecerdasan Buatan?

Peringatan terhadap bahaya Al ini bukan pertama kalinya diutrakan Hawking. Dalam wawancaranya dengan Wired, profesor Universitas Cambridge ini juga memprediksi bahwa suatu saat, Al dapat menjadi “bentuk kehidupan baru”.

"Saya khawatir AI bisa menggantikan manusia seluruhnya. Jika orang merancang virus komputer, seseorang akan merancang AI yang memperbaiki dan menjawab hal itu. Ini akan menjadi bentuk kehidupan baru yang lebih baik dari manusia," katanya.

Menurut Hawking, jika Al tidak mengambil alih peradaban, menusia tetap akan bernasib malang. Kepercayaannya untuk meninggalkan bumi dan mencari planet baru telah dilontarkan selama beberapa tahun terakhir.

Pada Mei 2017, misalnya, Hawking menuturkan bahwa manusia punya waktu sektiar 100 tahun untuk mencari rumah baru. Batasan waktu itu diperlukan agar manusia bisa bertahan sebagai spesies.

Baca juga : Elon Musk dan 100 Pakar AI Desak PBB untuk Larang Robot Pembunuh

"Saya sangat percaya bahwa kita harus mulai mencari planet alternatif untuk tempat tinggal yang memungkinkan," kata Hawking dalam acara Royal Society di London, Inggris.

"Kita kehabisan ruang di Bumi dan kita perlu menerobos keterbatasan teknologi yang menghalangi kita untuk hidup di tempat lain di alam semesta," imbuhnya.

Selain itu, pada Juni 2017, Hawking kembali mengutarakan kepesimisannya dalam Starmus Festival di Norwegia. Dalam perayaan seni dan sains itu, Hawking menuturkan bahwa ancaman yang dimiliki bumi terlalu banyak sehingga sulit baginya bersikap positif.

"Sumber daya fisik kita terkuras pada tingkat yang mengkhawatirkan. Kita telah memberi planet kita hadiah bencana perubahan iklim: meningkatnya suhu, pengurangan tutupan es kutub, penggundulan hutan, dan pengurangan spesies hewan. Kita bisa menjadi orang yang bebal dan tidak banyak berpikir," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau