Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ashraf Sinclair Meninggal, Kenali 6 Faktor Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 18/02/2020, 10:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Stres diketahui dapat memperburuk peradangan pada pembuluh daraha koroner, yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah.

Penelitian di 52 negara menunjukkan, orang yang mengalami stres permanen di rumah atau kantor, berisiko dua kali lipat terkena serangan jantung.

4. Obesitas

Obesitas dan gaya hidup yang pasif atau menurunnya aktivitas fisik turut menyumbang risiko diabetes tiep 2, dan memicu serangan jantung pada seseorang.

Kelebihan berat badan tersebut bisa menyebabkan kerja jantung makin berat. Lemak yang menumpuk di area perut juga akan melepaskan zat-zat kimia yang memicu terjadinya peradangan.

Sehingga memicu timbunan pak di sekitar arteri sehingga sirkulasi darah tersumbat. Akibatnya adalah serangan jantung.

Baca juga: Suami BCL Meninggal, Kenali Tanda Awal Kena Serangan Jantung

5. Mengidap Diabetes melitus tipe 2

Dari pemberitaan Kompas.com pada (28/4/2019), seorang ahli jantung, Luke Laffin, mengatakan bahwa salah satu faktor risiko besar serangan jantung di usia muda adalah karena meningkatnya penderita diabetes melitus tipe 2 di kalangan muda.

Sementara, diabetes melitus tipe 2 ini bisa disebabkan pola makan yang keliru (alkohol) dan konsumsi makanan olahan yang terlalu tinggi kolesterol, dan kurangnya aktivitas fisik seperti berolahraga.

6. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Dari pemberitaan kompas.com (20/9/2019) bahwa pada hipertensi, yang terjadi yaitu darah memberi tekanan terlalu besar pada sistem kardiovaskular.

Lalu dinding pembuluh darah serta oto jantung bisa rusak dan menyebabkan serangan jantung termasuk komplikasi lainnya seperti gagal ginjal dan stroke.

Hal tersebut akan berbahaya karena serangan jantung dan stroke kerap terjadi di rumah, bukan di rumah sakit atau klinik. Serangan tersebut juga tidak bisa diprediksi.

"Makanya banyak orang yang kena serangan jantung itu di pagi atau malam hari. Karena tekanan darah pada pagi dan malam itu kondisi lebih tinggi," ujar dr Tunggul Situmorang, konsultan ginjal dan hipertensi RS Cipto Mangunkusumo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau