KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, beberapa wilayah di Indonesia khususnya Jakarta seringkali mengalami banjir yang cukup parah. Selain harta dan benda yang terendam, banjir juga menyebabkan berbagai penyakit kulit yang harus diwaspadai.
CEO Klinik Pramudia dr Anthony Handoko, SpKK, FINDSV mengatakan, berbagai penyakit kulit muncul saat banjr disebabkan banyaknya kotoran yang berasal dari selokan.
Oleh karena itu, Anthony mengingatkan untuk waspada terhadap tiga penyakit kulit yang rentan terjadi bagi para korban banjir:
Baca juga: BMKG: Daftar Wilayah Wajib Siaga dan Waspada Banjir, Termasuk Jakarta
1. Kurap dan kandidiasis
Saat hujan deras yang menyebabkan banjir, pakaian akan sulit dicuci dengan bersih dan kering sehingga kondisi pakaian saat dipakai lembap.
Hal ini mendorong jamur tinea atau candida muncul pada kulit para korban banjir.
"Penyakit utamanya banjir adalah jamur, baik itu jamur tinea atau candida itu pasti timbul dan akan banyak,” ujar Anthony saat ditemui dalam seminar media bertajuk Sifilis, silent disease, si perusak organ di Jakarta, Rabu (12/02/2020).
Tinea corporis atau disebut kurap merupakan infeksi jamur yang menimbulkan ruam pada kulit. Kurap bukanlah penyakit kulit yang serius namun dapat menyebar dan menular.
Sedangkan, candida yang merupakan jenis jamur penyebab penyakit kulit kandidiasis dapat membuat ruam juga pada kulit.
Ruam yang muncul dapat menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan kering.
Selain itu, Kandidiasis juga dapat menimbulkan lepuhan dan nanah pada kulit. Umumnya terjadi di daerah lipatan kulit seperti sela-sela jari dan ketiak.
2. Bisul dan koreng
"Kedua adalah infeksi-infeksi kulit oleh bakteri. Karena kotoran di air banjir kan ada macam-macam, terutama anak-anak yang suka main banjir dan hujan-hujanan, itu dia rentan untuk terkena penyakit kulit misalnya kayak bisul, koreng, dan sebagainya” sambung Anthony.
Bisul merupakan benjolan berisi nanah yang muncul di permukaan kulit. Kondisi ini terasa sakit bahkan terkadang disertai demam dan menggigil.