Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona 9 Februari: 813 Meninggal, Terinfeksi 37.552 Orang

Kompas.com - 09/02/2020, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah pasien meninggal akibat virus corona yang berasal dari kota Wuhan, China mencapai 813 orang pada Minggu pagi (9/2/2020).

Laporan terbaru itu berdasarkan data yang dipublikasikan https://www.worldometers.info/coronavirus Death Toll and Trends.

Jumlah angka kematian terus bertambah setiap harinya sejak pertengahan Januari lalu.

Pada 8 Februari 2020 tercatat ada 722 orang meninggal akibat virus corona Wuhan. Jumat, (7/2/2020) ada 638 orang meninggal akibat virus ini. Sementara pada 6 Februari lalu, tercatat jumlah pasien meninggal akibat virus corona mencapai 565 orang.

Artinya, sebanyak 70 hingga 90 orang meninggal setiap harinya akibat terinfeksi virus corona jenis baru ini.

Baca juga: Bukan Ular atau Kelelawar, Trenggiling Disebut Penyebar Virus Corona ke Manusia

Menurut data, ada 37.552 orang terinfeksi Novel coronavirus (2019-nCoV) dan dikonfirmasi tersebar di 28 negara di dunia. Sebagai catatan, 6.196 di antaranya dalam kondisi parah.

Ini berarti, ada 2.680 kasus baru jika dibandingan hari sebelumnya, Sabtu (8/8/2020).

Para ahli masih terus meneliti dari mana virus ini berasal. Sebelumnya dikabarkan bahwa virus corona Wuhan besar kemungkinan berasal dari kelelawar, pembawa virus yang sama seperti wabah SARS.

Namun, laporan terbaru menyebut virus corona Wuhan bisa berasal dari trenggiling.

Hal itu dikatakan peneliti China setelah melakukan investigasi lanjutan. Mereka mengatakan, trenggiling berpotensi menjadi 'tersangka' sebagai perantara virus yang telah memakan korban hingga 800 orang hingga saat ini.

Hal tersebut berdasarkan pengujian pada 1.000 sampel hewan liar. Tim peneliti yang berasal dari South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus trenggiling 99 persen identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona.

Meski begitu, hasil tersebut masih menuai kontroversi.

James Wood, kepala departemen hewan di University menyebut kalau temuan tersebut bukanlah bukti ilmiah.

"Hanya melaporkan deteksi virus berdasarkan pengurutan kesamaan 99 persen saja tidak cukup," kata Wood.

Berlawanan dengan Wood, Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut jika peran trenggiling sebagai perantara virus bisa saja benar.

Banyak hewan yang bisa menularkan virus ke spesies lain, salah satunya memang kelelawar.
Namun dalam kasus ini, ia menyebut kalau virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia.

"Kami pikir ada hewan lain yang merupakan perantara," katanya seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (8/2/2020).

Fontanet percaya jika mata rantai yang hilang itu kemungkinan adalah mamalia, dan bisa saja trenggiling memang perantara itu.

Berikut laporan terbaru jumlah kasus infeksi virus corona dari China di sejumlah negara:

  • China: 37.198 terinfeksi dan 811 meninggal
  • Jepang: 89 terinfeksi
  • Singapore: 40 terinfeksi
  • Thailand: 32 terinfeksi
  • Hong Kong: 26 terinfeksi dan 1 meninggal
  • Korea Selatan: 24 terinfeksi
  • Taiwan: 17 terinfeksi
  • Australia: 15 terinfeksi
  • Malaysia: 16 terinfeksi
  • Jerman: 14 terinfeksi
  • Vietnam: 13 terinfeksi
  • Amerika Serikat: 12 terinfeksi
  • Makau: 10 terinfeksi
  • Kanada: 7 terinfeksi
  • Perancis: 11 terinfeksi
  • Uni Emirat Arab: 7 terinfeksi
  • Filipina : 3 terinfeksi dan 1 meninggal
  • Inggris: 3 terinfeksi
  • Italia: 3 terinfeksi
  • India: 3 terinfeksi
  • Rusia: 2 terinfeksi
  • Finlandia: 1 terinfeksi
  • Swedia: 1 terinfeksi
  • Sri Lanka: 1 terinfeksi
  • Kamboja: 1 terinfeksi
  • Nepal: 1 terinfeksi
  • Spanyol: 1 terinfeksi
  • Belgia: 1 terinfeksi

Kabar baiknya, orang yang dinyatakan sembuh dari virus corona Wuhan pun terus bertambah. Data tersebut mencatat, sedikitnya 2.685 dinyatakan sembuh dan sehat.

Baca juga: Mengenal Trenggiling, Hewan Langka yang Dituduh Penyebar Virus Corona

Sementara itu, Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mempercepat penelitian dan inovasi untuk mengatasi virus corona baru yang kali pertama menyebar dari kota Wuhan, China.

Berdasarkan siaran berita di situ WHO, Kamis (6/2/2020), WHO mengadakan forum penelitian dan inovasi global untuk memobilisasi aksi tanggap internasional terhadap virus corona baru.

"Memanfaatkan kekuatan sains sangat penting untuk mengendalikan wabah (virus corona) ini," ujar Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Menurutnya, ada alat yang sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan secepat mungkin.

WHO memainkan peran penting dalam koordinasi untuk menyatukan komunitas ilmiah guna mengidentifikasi penelitian utama untuk mengatasi virus ini.

Forum ini akan diselenggarakan pada 11-12 Februari 2020 di Jenewa. Di mana akan mempertemukan para ilmuwan dunia dan sejumlah pihak.

Tujuan diselenggarakannya forum ini oleh WHO adalah mengejar penelitian terhadap virus 2019-nCoV, guna pengembangan vaksin, terapi dan diagnostik dari virus corona baru ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau