KOMPAS.com - Kelelawar dan ular sempat disebut-sebut sebagai penyebar virus corona Wuhan ke manusia.
Namun setelah melakukan investigasi lanjutan, peneliti dari China menyatakan jika trenggiling berpotensi menjadi 'tersangka' sebagai perantara virus yang telah memakan korban lebih dari 500 orang ini.
Hal tersebut berdasarkan pengujian pada 1.000 sampel hewan liar. Tim peneliti yang berasal dari South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus trenggiling 99 persen identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona.
Meski begitu, hasil tersebut masih menuai kontroversi. James Wood, kepala departemen hewan di University menyebut kalau temuan tersebut bukanlah bukti ilmiah.
"Hanya melaporkan deteksi virus berdasarkan pengurutan kesamaan 99 persen saja tidak cukup," kata Wood.
Baca juga: Ahli Jelaskan Bagaimana Virus Corona Wuhan Bisa Berasal dari Ular
Lain halnya dengan Wood, Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut jika peran trenggiling sebagai perantara itu bisa saja benar.
Banyak hewan yang bisa menularkan virus ke spesies lain, salah satunya memang kelelawar. Namun dalam kasus ini, ia menyebut kalau virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus yang bersumber dari kelelawar tidak memiliki fitur yang diperlukan untuk menempel pada reseptor sel manusia. Hanya saja, masih belum jelas hewan mana yang jadi perantaranya.
"Kami pikir ada hewan lain yang merupakan perantara," katanya seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (8/2/2020).
Fontanet percaya jika mata rantai yang hilang itu kemungkinan adalah mamalia, dan bisa saja trenggiling memang perantara itu.
Baca juga: Lawan Perburuan Trenggiling, Ahli Bikin Video Kehidupan Malamnya
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan