Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Dini Tingkatkan Angka Harapan Hidup Pasien Kanker, Kok Bisa?

Kompas.com - 07/02/2020, 09:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam upaya mengurangi tingkat kematian dan meningkatkan angka harapan hidup seseorang dari penyakit kanker, para ahli medis selalu menegaskan pentingnya deteksi dini.

Meski terdapat perbedaan cara deteksi dini pada setiap pasien dengan risiko jenis kanker yang berbeda.

Tetapi menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, deteksi dini menjadi jalan bagi pasien dengan banyak faktor risiko pemicu kanker agar dapat bertahan hidup lebih lama.

Dari banyaknya survei yang dilakukan oleh para ahli medis di dunia, angka harapan hidup saat mengetahui kanker yang diidap sejak stadium awal, lebih baik daripada terdeteksi kanker ketika memasuki stadium lanjut (3-4).

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Tes Kanker lewat Sidik Jari

"Semakin dini diketahui (kanker), semakin tinggi pula angka harapan hidup pasien," kata Aru dalam acara bertajuk World Cancer Day 2020: New Approach in Cancer Management, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Pada deteksi stadium awal, pasien kanker serviks memiliki angka harapan hidup 93 persen, pasien kanker payudara 93 persen, pasien kanker usus 74 persen, dan kanker kulit 97 persen.

Sedangkan, angka harapan hidup saat kanker terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, pasien kanker serviks memiliki 15 persen, pasien kanker payudara dan kanker usus 6 persen, dan 17 persen pada pasien kanker kulit.

Sayangnya hingga saat ini, kata Aru, 70 persen pasien datang dan memeriksakan diri ke rumah sakit ketika kanker yang dideritanya sudah memasuki stadium lanjut (3-4).

Baca juga: Kenali Kanker Paru, dari Gejala hingga Pengobatannya

Untuk diketahui, angka harapan hidup adalah masa yang diperkirakan pada seorang pasien dapat bertahan hidup setelah diagnosis ditegakkan, dan terapi dilakukan.

Padahal, keterlambatan ini selain risiko kematiannya tinggi karena sukarnya diterapi, juga akan menghabiskan dana yang besar juga.

Sebab, pengobatan untuk kanker stadium lanjut memang mahal.

Di Indonesia sendiri, yang menjadi tantangan besar dalam menunjang angka harapan hidup pasien penderita kanker adalah pengetahuan masyarakat itu sendiri.

Kepedulian dan kesadaran masyarakat atau individual dalam risiko penyakit tidak menular berbahaya seperti penyakit kanker adalah hal penting yang harus ditegakkan.

"Edukasi ke masyarakat dianggap hal penting, karena dari sini pondasi deteksi dini penyakit kanker, agar angka harapan hidup penderitanya itu bisa tinggi, karena penyakit kanker ini meski tidak menular tapi bahayanya sampai kematian," kata dia.

Baca juga: Terapi Kanker ini Bisa Membuat Pasien Melihat dalam Gelap, Kok Bisa?

Meski deteksi dini pada setiap jenis kanker itu berbeda-beda, tetapi setidaknya kata Aru, Anda harus mulai mencurigai diri Anda atau keluarga Anda jika mengalami salah satu dari beberapa tanda sebagai berikut

  1. Berat badan turun berlebihan atau drastis meskipun Anda tidak sedang diet
  2. Benjolan yang tidak hilang
  3. Pendarahan yang terjadi tidak pada tempat dan waktu yang lazim
  4. Sesak napas (terus-menerus atau lama)
  5. Batuk berdahak ataupun tidak berdahak dalam jangka waktu yang lama (terus-menerus)
  6. Batuk berdarah
  7. Nyeri yang tidak hilang di suatu tempat
  8. Pola pembuangan urine atau feses yang tak teratur
  9. Pembesaran organ tertentu yang tidak lazim

Jika Anda telah mencurigai tanda-tanda di tubuh Anda, tetapi hasil diagnosis dari dokter adalah negatif kanker, itu akan lebih baik.

Namun, jika hasilnya positif, maka penanganan yang tepat bisa segera dilakukan dan meningkatkan angka harapan hidup Anda.

"Segeralah pergi ke rumah sakit untuk menegakkan deteksi dini dan diagnosis penyakit (kanker) Anda," imbuh Aru.

Baca juga: Kanker Serviks Penyebab Kematian Nomor 2 Wanita Indonesia, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau