Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2020, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaaan kontrasepsi hormonal jangka panjang atau pil KB menjadi salah satu faktor risiko seorang wanita terkena kanker serviks.

Dijelaskan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Onkologi dan Ginekologi Indonesia, Prof Dr dr Andrijono SpOG(K), konsumsi kontrasepsi hormonal seperti pil KB memang merupakan cara untuk mencegah kehamilan yang efektif.

Secara alami, kontrasepsi hormonal mengandung sintetis dari dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh wanita yaitu estrogen dan progestin.

"Estrogen dianggap sebagai karsinogenik dan memicu berbagai jenis kanker termasuk payudara, ovarium dan juga leher rahim (serviks)," kata Andrijono dalam acara Peluncuran Penggunaan Metode terbaru Pencegahan Kanker Serviks, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Kanker Serviks Lebih Rentan pada Wanita Menikah, Ini Penjelasannya

Kendati demikian, ditegaskan Andri, peningkatan esterogen sebagai karsinogenik ini tidak menjadi penyebab utama untuk kanker serviks. Melainkan hanya menjadi pemicu.

Mengutip situs Hello Sehat, konsumsi rutin pil KB atau kontrasepsi hormonal oral selama lima tahun atau lebih diketahui dapat meningkatkan risiko mengalami kanker serviks atau leher rahim.

Meskipun mekanismenya belum diketahui secara jelas, tetapi kemungkinan yang adalah penggunaannya yang menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi Human ppapillomavirus (HPV) yang menjadi penyebab utama kanker serviks.

Baca juga: Hari Kanker Sedunia, Kenali 3 Metode Screening Kanker Serviks

Namun, risiko ini dilaporkan menurun ketika pemakaian kontrasepsi hormonal dihentikan.

Risiko kanker serviks pada perempuan yang tidak lagi mengonsumsi pil KB selama 10 tahun setelah dosis terakhirnya akan sama dengan perempuan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral.

Untuk diketahui, selain penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang, berikut beberapa faktor risiko kanker serviks yang perlu Anda waspadai.

- Merokok

- Tingkat kehamilan yang tinggi

- Hubungan seks kurang dari usia 20 tahun

- Pasangan seks multiple

- Punya riwayat penyakit menular seksual seperti sifilis dan gonorhea

- Koinfeksi HPV dengan Chlamydia trachomatis dan herpes simplex virus tipe-2, imunosupresi, dan defisiensi diet tertentu adalah kofaktor lain yang diduga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau