Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kematian Rendah, Ilmuwan Ingatkan Tetap Waspada Virus Corona

Kompas.com - 03/02/2020, 19:03 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Per 25 Januari 2020, kasus virus corona Wuhan dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 75.000 orang. Ini merupakan titik awal dari darurat kesehatan global yang baru diumumkan World Health Organization (WHO).

"Kami memperkirakan 75.815 orang telah terinfeksi di Wuhan pada 25 Januari 2020," tutur tim peneliti yang dipimpin oleh Gabriel Leung dari University of Hong Kong.

Pada 31 Januari 2020, pemerintah China mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi telah meningkat di atas 9.700 di seluruh China, termasuk di dalamnya 213 kematian.

Baca juga: Pemulangan WNI dari China, Begini Tatalaksana Antisipasi Virus Corona

Untuk Provinsi Hubei yang termasuk dalam wilayah Wuhan, jumlah resmi yang dikonfirmasi hampir 6.000 dan lebih dari 200 mengalami kematian.

"Perbedaan yang tampak antara perkiraan model kami tentang infeksi 2019-nCoV dan jumlah aktual kasus yang dikonfirmasi di Wuhan bisa disebabkan oleh beberapa faktor," kata Leung seperti dilansir dari Science Alert, Senin (3/2/2020).

Leung menyebutkan, faktor-faktor yang mempengaruhi laporan tersebut seperti jeda waktu antara infeksi dan timbulnya gejala, keterlambatan orang yang terinfeksi mendapatkan perawatan medis, dan waktu yang diperlukan untuk mengkonfirmasi kasus dengan tes laboratorium.

Petugas medis bersiap untuk memeriksa kesehatan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.ANTARA FOTO/KEMENTERIAN LUAR NEG Petugas medis bersiap untuk memeriksa kesehatan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

Studi ini juga menemukan bahwa setiap orang yang terinfeksi virus corona dapat menginfeksi rata-rata dua hingga tiga orang. Disebutkan pula bahwa epidemi telah berlipat ganda setiap 6,4 hari.

Menurut Joseph Wu, profesor di University of Hong Kong, jika virus corona menyebar secepatnya dalam skala nasional, ada kemungkinan epidemi bisa tumbuh di beberapa kota besar China dengan jeda waktu satu hingga dua minggu.

Baca juga: Pemulangan WNI dari China, Begini Tatalaksana Antisipasi Virus Corona

"Kota-kota besar di luar negeri dengan jaringan transportasi yang dekat ke China berpotensi juga menjadi pusat wabah," ujarnya seperti dilansir ScienceAlert (3/2/2020).

Jika perkiraan baru kasus-kasus itu akurat, berarti tingkat kematian virus 2019-nCoV secara signifikan lebih rendah dari angka yang diperkirakan sebelumnya.

Tetapi angka kematian yang rendah masih dapat menghasilkan sejumlah besar kematian jika virus menyebar luas. Misalnya, WHO mencatat flu musiman yang membunuh 290.000 hingga 650.000 orang per tahun.

Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang memeriksa kesehatan enam warga negara China yang terdampar di perairan Rote Ndao setibanya di Lantamal VII Kupang, NTT, Kamis (30/1/2020). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui enam warga negara China itu terjangkit virus Corona atau tidak sebelum diantar ke kantor Imigrasi Klas I TPI Kupang.ANTARA FOTO/KORNELIS KAHA Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang memeriksa kesehatan enam warga negara China yang terdampar di perairan Rote Ndao setibanya di Lantamal VII Kupang, NTT, Kamis (30/1/2020). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui enam warga negara China itu terjangkit virus Corona atau tidak sebelum diantar ke kantor Imigrasi Klas I TPI Kupang.

Center for Disease Control juga menghitung, di Amerika Serikat, angka kematian di antara orang yang terinfeksi influenza adalah 0,13 persen.

2019-nCoV adalah bagian dari keluarga coronavirus, yang merupakan sumber dari dua epidemi yaitu SARS dan MERS.

Wabah SARS 2002/03 (Sindrom Pernafasan Akut Parah) dimulai di Provinsi Guangdong dan menewaskan 774 orang dari total 8.096 yang terinfeksi.

Baca juga: Virus Corona: Ahli Berlomba Kembangkan Vaksin, Akan Segera Diuji WHO

Sedangkan, wabah MERS 2012 (sindrom pernapasan Timur Tengah) menewaskan 858 orang dari 2.494 yang terinfeksi.

Tingkat kematian masing-masing untuk pasien SARS dan MERS adalah 9,5 dan 34,5 persen, jauh lebih tinggi daripada untuk virus corona baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau