Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Hadapi Flu Burung, Ini Kesiapsiagaan untuk Hadapi Virus Corona

Kompas.com - 27/01/2020, 18:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona jenis baru telah mewabah secara global dan menimbulkan kepanikan masyarakat dunia.

Ketua Pelaksana Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI), Bayu Krisnamurthi mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak panik.

Wabah penyakit yang menyebar secara global seperti virus MERS dan SARS, hingga flu burung (H5N1) yang merebak, pernah dihadapi Indonesia.

"Fenomena serangan virus corona Wuhan, yang wujudnya serangan penyakit serupa influenza. Sebenarnya, bukan hal baru," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Baca juga: Dokter Peringatkan, Gejala Virus Corona Bisa Tak Terlihat

Kendati fenomena penyebaran virus corona telah merebak ke sejumlah negara, Bayu mengimbau agar masyarakat tidak panik menghadapinya.

"Tetapi juga jangan menganggap enteng, di sisi lain juga jangan denying (menolak)," sambung dia.

Indonesia dan dunia telah mengalami SARS, flu Burung, kemudian flu Babi, MERS, dan sekarang virus corona Wuhan. Menurut Bayu, semua virus tersebut berpotensi wabah.

"Jadi, meski virus ini baru dan belum banyak diketahui karakternya, sebenarnya kita telah memiliki cukup pengalaman menghadapi situasi ini," ungkap mantan Wakil Menteri Perdagangan ini.

Baca juga: Apakah Anda Suspek Virus Corona? Ini Indikasinya

Belajar dari pengalaman saat menghadapi flu burung, SARS dan flu babi, Bayu menyarankan beberapa langkah kesiapsiagaan menghadapi wabah virus corona Wuhan ini.

1. Otoritas informasi

Bayu menilai pentingnya otoritas informasi dari pemerintah. Sebab, kini informasi terkait virus corona dari Wuhan, China telah menimbulkan informasi yang tidak pasti.

"Supaya tidak ada kepanikan (masyarakat), yang dibutuhkan adalah otoritas informasi. Harus datang dari pemerintah," ungkap Bayu.

Pemerintah, menurut dia, perlu segera membuka hotline information authority terkait penyebaran virus corona, terutama di Indonesia.

2. Dukungan pendapat ilmiah

Otoritas informasi ini, kata Bayu, juga perlu didukung oleh analisis dan pendapat para ahli. Informasi menyebar sangat cepat dan dari sumber yang banyak.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau