KOMPAS.com - Virus Corona semakin menjadi. Bahkan, media sosial menyebut kota Wuhan, yang menjadi sumber asal virus corona sebagai kota Zombie.
Di Indonesia, sebelumnya ada beberapa orang diduga terjangkit virus corona, seperti tiga turis China dan Meksiko di Bali, satu warga Jambi, satu warga Jakarta, dan seorang turis China di Sorong.
Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, semuanya negatif mengidap virus corona Wuhan atau Novel coronavirul (2019-nCoV).
Baca juga: [Update 26 Januari] Virus Corona Terdeteksi di 13 Negara, Indonesia Negatif
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan bahwa Indonesia telah memperketat penjagaan 19 pintu masuk negara, terutama bandara.
Bandara-bandara yang memiliki penerbangan Internasional, terutama penerbangan langsung dari dan ke China, dipasang alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengantisipasi terduga penderita virus corona. Alat tersebut bernama thermal scanner.
"Terutama di pintu masuk pertama (bandara) negara melalui direct flight (penerbangan langsung dari dan ke China) ada 19 wilayah yang paling diperketat," kata Vensya pada jumpa pers terkait update virus corona, Rabu (22/1/2020).
Berikut 19 daerah penerbangan langsung yang diperketat penjagaannya oleh petugas:
"Iya ini 19 yang diperketat (pengawasan dan penjagaan) karena punya penerbangan langsung (dari dan ke China)," kata dia.
Selain itu, kata Vensya, 19 pintu masuk negara itu juga merupakan daerah yang berisiko tinggi terpapar virus corona Wuhan.
Setidaknya, telah disiapkan fasilitas kesehatan di pintu masuk negara berupa 860 set alat pelindung diri, 12 ribu masker n95, dan 35 ribu Health Alert Card.
Serta, tindakan yang dilakukan yaitu semua penumpang atau kru pesawat akan melewati thermal scanner, pemeriksaan petugas kesehatan dan juga tindak lebih lanjut ke rumah sakit rujukan saat diperlukan.
Bagaimana dengan daerah lain?
Meskipun demikian, Vensya juga menegaskan bukan berarti wilayah atau daerah lainnya tidak akan dijaga keamanan dan akan tetap dilakukan antisipasinya.
Terdapat 135 pintu masuk negara baik melalui jalur laut maupun udara telah disiap-siagakan untuk menghadapi dan mengantisipasi penyebaran virus corona di Indonesia.
Diakui Vensya, meskipun fasilitas kesehatan telah disiapsiagakan di pintu masuk, tetapi bisa jadi orang yang terjangkit virus corona saat di bandara atau pelabuhan belum mendapati gejala penyakit dari virus corona.
"Tapi iya, memang bisa jadi pas lewat thermal scanner orang itu belum panas tinggi lebih dari 38 derajat Celsius itu, atau gejala lainnya. Jadi mungkin tidak terdeteksi," imbuh Anas Ma'ruf, Kepala KKP Kelas I Bandara Soekarno Hatta.
Hal tersebut dikarenakan, masa inkubasi seseorang terjangkit virus corona adalah sekitar 14 hari.
"Bisa jadi pas sampai di pintu masuk memang tidak ada gejala yang tampak, karena masa inkubasinya bisa 14 hari-an tergantung kondisi kekebalan tubuh orang bersangkutan," kata Anas.
Baca juga: Lawan Virus Corona Wuhan, Pemerintah Beijing Gunakan Obat HIV
Oleh sebab itu, kerjasama bersama dengan semua kalangan termasuk kesiap sadaran dari masyarakat juga diperlukan.
Anas mengimbau untuk menjaga diri sendiri dengan melakukan segala bentuk pencegahan dan pertahanan tubuh, tetapi juga lihatlah orang di sekitar Anda jika memiliki gejala yang mencurigakan, untuk dapat melaporkan dan periksalah sesegera mungkin.
Kementerian Kesehatan telah mengantisipasi juga kejadian pandemi virus corona ini dengan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan baik rumah sakit pemerintah maupun swasta di berbagai daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.