Sejauh ini, pemerintah melalui BKSDA bekerja sama dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan beberapa LSM telah melakukan beberapa penanggulangan terhadap konflik satwa.
“Untuk gajah, kami punya Conservation Rescue Unit (CRU). Saat ini ada 7 CRU yang tersebar di Provinsi Aceh, salah satunya Trumon. Kami mengumpulkan gajah untuk dijinakkan dan diajarkan untuk mengusir kawanannya jauh dari pemukiman,” papar Hadi.
Baca juga: Harimau Diprediksi Bakal Punah 10 Tahun Lagi, Saatnya Kita Bertindak
Selain CRU, penanggulangan lainnya adalah penyesuaian komoditi. Warga dihimbau untuk menanam tanaman atau komoditi yang tidak disukai oleh gajah.
“Kemudian ada GPS Collar, pemasangan GPS pada tubuh gajah. Ini lebih untuk early warning. Saat ini ada 4 GPS Collar yang terpasang pada tubuh gajah yaitu di Pidie, Aceh Timur, dan Aceh Tenggara,” tutur Hadi.
Lalu bagaimana dengan penanggulangan konflik dengan harimau Sumatera? Tantangan terhadap harimau bisa dikerucutkan menjadi tiga hal yaitu perburuan, deforestasi, dan fragmentasi habitat akibat lahan yang tidak memperhatikan aspek konservasi.
“Sejauh ini upaya konservasi harimau Sumatera melalui pawang harimau, Sumatran Wide Tiger Survey (SWTS), dan lain-lain,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.