"Saya tidak melihat bagaimana memperkenalkan sistem, yang membuat donasi sperma mirip dengan donasi organ, bisa membawa hal yang buruk," katanya.
Baca juga: China Cari Donor Sperma, Pendonor Diwajibkan Setia pada Partai Komunis
Dia berpikir bahwa proses semacam ini mungkin dapat mengatasi stigma atau ide-ide yang sebelumnya sudah terbentuk tentang donasi sperma.
Ingold menambahkan jika saja orang tahu lebih banyak tentang proses itu dan dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang apakah mereka akan menjadi donor sperma.
"Saya pikir kita akan melihat lebih banyak orang memilih untuk melakukannya," imbuhnya.
Namun, Prof Allan Pacey, profesor andrologi di Universitas Sheffield, berpendapat itu akan menjadi langkah mundur dalam proses donasi.
Dia lebih menyarankan untuk lebih memilih menginvestasikan energi untuk mencoba merekrut donor yang lebih muda dan sehat.
Selain itu, pendonor bersedia yang memiliki peluang bagus untuk hidup ketika anak yang dikandung berkat sumbangan sperma itu mulai ingin tahu tentang sang donor.
"Anak-anak itu juga akan memiliki kesempatan untuk melakukan kontak dengan mereka tanpa bantuan seorang spiritualis," jelas dia.
Baca juga: Ketatnya Syarat Jadi Donor Sperma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.