Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Matahari Muncul di Langit Makassar, Fenomena Apakah Itu?

Kompas.com - 21/01/2020, 19:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat merekam fenomena langit dengan matahari kembar, seolah ada di dua matahari dari arah Barat dan Timur, terjadi di Makassar, Sulawesi pada Minggu (19/1/2020).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Masya Allah, Fenomena alam sinar matahari ada dua nampak seprti ada di Timur 1 dan di Barat 1. . Terjadi pada Hari ini 19 Januari 2020 sore di Langit Daya Makassar, Sulsel. . . Jadi inget matahari terbit dari barat ya Sob???????? ____ . . . @sahabatsurga . Hal itu terjadi karena adanya pantulan dari sinar matahari yang menerobos awan yang mengandung kristal es atau lebih dikenal awan sirus. . Jadi matahari tidak bertambah dan tetap satu. Hanya saja awan sirus tadi yang memantulkan cahaya sehingga matahari tersebut terlihat kembar. . Fenomena ini juga sering dikenal dengan Sun Dog yang berarti sebuah fenomena di mana matahari terlihat lebih dari satu. . Secara ilmiah pembentukan Sun Dog sendiri berawal dari cahaya matahari yang bersinar pada kumpulan lempeng es kristal heksagonal, yang tersusun secara harizontal di langit sehingga mengakibatkan cahaya dibelokan. Makanya bentuknya tidak utuh bulat, hanya mengeluarkan cahaya saja. . . Semoga yang Like ? dan Komen postingan ini senantiasa menemukan kebahagiaannya Aamiin ???? . . ????Share + Mention seseorang @ ? Lihat juga postingan kami yg lainnya. @sahabatsurga Media Berbagi Inspirasi __________________________ ? #motivasi #inspirasi #unik #muslimah #ceramah #nasehat #keren #dakwah #lagirame @sahabatsurga #hidayah #uptodate #kekinian #trending #jomblo #parenting #viral #update #ngaji #jodoh

A post shared by Sahabatsurga (@sahabatsurga) on Jan 19, 2020 at 3:31am PST

Astronom amatir, Marufin Sudibyo menjelaskan peristiwa yang menampakkan seolah matahari ada di dua arah mata angin itu, disebut dengan Sun Dog, atau fenomena optik parhelion atau parhelia.

Fenomena optik parhelia ini merupakan fenomena biasa, meskipun diakui Marufin, agak jarang terjadi apabila dibandingkan dengan kemunculan Halo Matahari.

"Fenomena ini biasa saja, tapi dokumentasinya belum ada. Namun, secara kualitatif agak jarang terjadi bila dibandingkan dengan Halo Matahari," kata dia.

Baca juga: BMKG Jelaskan Penyebab Penampakan Matahari Kembar 4 di Batam

Bagaimana fenomena Parhelion ini terbentuk?

Fenomena matahari kembar merupakan fenomena optik atmosfer dengan mekanisme yang sama dengan proses pembentukan Halo Matahari ataupun pelangi.

"Proses pembentukan Parhelia (Sun Dog) ini mirip dengan Halo Matahari," kata Marufin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/1/2020).

Hanya saja, kata Marufin, pada pembentukan Halo Matahari, posisi Matahari ada di altitude cukup besar, bahkan sering berada di sekitar titik kulminasi atasnya.

Sedangkan, pada Parhelia, altitude matahari cukup rendah dan berdekatan dengan ufuk.

Baca juga: Fenomena Langit Bulan Ini, Hujan Meteor Quadrantid hingga Gerhana Bulan

"Seperti pada Halo Matahari, awan dan Matahari ada di depan kita," tuturnya.

Fenomena parhelion ini terjadi akibat pembiasan cahaya Matahari oleh awan tinggi nan tipis yang disebut awan Citrus, yang mengandung butir-butir es mikro berstruktur heksagonal lempeng yang ada di dalam awan Cirrus tersebut.

Sinar hasil pembiasan dan hamburan itu, menjadikan matahari tampak sebagai lingkaran tipis bercahaya putih apalagi bila awannya sangat tipis, dengan dua cahaya terang yang posisinya hampir sejajar dengan kedudukan matahari saat itu.

Meski dalam kondisi langit berawan, kadang hanya satu titik cahaya yang tampak. Serta, jarak antara matahari dengan setiap titik cahaya itu selalu 22 derajat.

"Serupa dengan diameter tampak lingkaran Halo Mataharinya," tuturnya.

Sun Dog bukan pertanda bencana alam

Parhelion atau sun dog sering terbentuk di kawasan yang sedang dinaungi awan Cirrus, sementara altitude Matahari setempat cukup rendah.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau