Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2020, 17:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan China berhasil mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan sebagai virus corona (coronavirus) jenis baru.

Wabah pneumonia misterius di China yang sempat menjadi perhatian dunia.

Lantas, apa itu virus corona?

Virus corona adalah sejenis virus umum yang menyebabkan infeksi pada hidung, sinus atau tenggorokan bagian atas.

Melansir Web MD, Selasa (21/1/2010), sebagian besar dari virus corona tidak berbahaya, namun beberapa tipe sangat serius.

Baca juga: Virus Corona China: Menular Antar-manusia, Tenaga Medis Terdampak

Salah satu tipe yang berbahaya, yakni virus corona tersebut pernah menjadi penyebab meninggalnya 475 orang di Timur Tengah.

Virus tersebut menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS)pada 2012 di Arab Saudi.

Kemudian pada 2015, sejumlah orang dilaporkan meninggal akibat sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2003.

Biasanya, virus corona menyebabkan gejala pilek biasa yang dapat diobati dengan mudah dengan obat-obatan dan istirahat yang cukup.

Virus corona pertama kali teridentifikasi pada tahun 1960-an. Akan tetapi, virus ini tidak diketahui dari mana asalnya. Umumnya, virus ini menginfeksi hewan dan manusia.

Baca juga: Belum Ada Vaksin Cegah Virus Corona, Kemenkes Minta Warga Waspada

Bhanu Sud MD, seorang spesialis penyakit menular di St. Jude Medical Center di Placentia, California mengatakan corona berarti mahkota.

"Sehingga virus ini tampak seperti mahkota ketika dilihat di bawah mikroskop elektron," ujar Sud melansir Healthline, Selasa (21/1/2020).

Penyebaran virus corona sama seperti flu

Menurut dia, kebanyakan dari virus corona tidak berbahaya. Virus ini biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan, seperti flu biasa.

"Sebagian besar orang akan terinfeksi virus ini setidaknya sekali dalam hidup mereka," ungkap Sud.

Kendati virus corona dipandang lebih baik, namun Sud menekankan bagi sebagian besar orang yang terinfeksi ini, strain SARS dan MERS jauh lebih serius.

Tingkat kematian orang yang terinfeksi SARS sekitar 10 persen, sedangkan mereka yang terinfeksi MERS tingkat risiko kematiannya mmencapai 30 persen.

"Hanya saja apa yang tidak diketahui saat ini adalah penggolongan virusnya," kata Sud.

Baca juga: Virus Corona Misterius China Diduga Telah Menginfeksi 1.700 Orang

Menurut Sud, virus corona pada manusia paling umum menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui berbagai cara.

Virus ini dapat menular dengan mudah melalui udara dengan batuk dan bersin. Namun, bisa juga melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, menyentuh benda dan lain sebagainya.

"Di Amerika Serikat, orang biasanya terinfeksi virus corona pada musim gugur dan musim dingin. Namun infeksinya dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun," jelas Sud.

Kebanyakan orang akan terinfeksi satu atau lebih dari virus corona sepanjang hidupnya.

Sud merujuk pada wabah SARS dan MERS yang penularannya dari kontak hewan ke manusia. SARS, kata dia, kemungkinan besar ditularkan dari kelelawar dan MERS melalui unta.

"Karena organisme penyebab infeksi adalah virus, hingga saat ini, kami tidak memiliki obat antivirus khusus," sambung Sud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau