KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) memprediksi, asap dari kebakaran hutan Australia bakal menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Seperti diketahui, sejak September 2019, hutan dan lahan di Australia habis dimakan si jago merah.
Faktor pemicu paling besar atas kebakaran hutan Australia adalah suhu panas yang tinggi serta kekeringan. Sementara perubahan iklim, membuat kondisi yang tadinya buruk jadi makin buruk.
Dilansir BBC, Selasa (14/1/2020), NASA mengatakan bahwa asap kobaran api telah melintasi Amerika Selatan. Membuat langit di sana kelabu dan terus bergerak menyapu setengah Bumi pada 8 Januari 2020.
Baca juga: Kebakaran Hutan Australia, Ini 6 Fakta yang Harus Anda Tahu
"Asap itu diperkirakan telah mengelilingi Bumi," kata NASA.
Ratusan kebakaran hutan di Australia telah menewaskan sedikitnya 28 orang dan menghancurkan lebih dari 2.000 rumah.
Bagaimana asap menyebar ke seluruh dunia?
A fleet of NASA satellites ????? working together has been analyzing the aerosols and smoke from the massive fires burning in Australia.https://t.co/93geNvCBnU pic.twitter.com/ZedZ199lvJ
— NASA Goddard (@NASAGoddard) January 9, 2020
NASA berkata, kebakaran hutan Australia menyulut kobaran api yang sangat besar dan menghasilkan apa yang disebut pyrocumulonimbus.
Pyrocumulonimbus adalah badai petir yang dihasilkan api.
Kejadian pyrocumulonimbus itu membuat asap membumbung ke stratosfer (lapusan kedua dari atmosfer Bumi) pada ketinggian 17,7 kilometer.
"Begitu berada di stratosfer, asap dapat menyebar ribuan mil dari sumbernya. Ini otomatis memengaruhi kondisi atmosfer secara global," kata NASA.
Saat ini NASA tengah mempelajari dampak asap yang membumbung pada ketinggian belasan kilometer itu, termasuk apakah ada dampak pemanasan dan pendinginan atmosferik.
Baca juga: Titik Api dan Asap Kebakaran Hutan Australia Terlihat hingga Luar Angkasa
Dampak asap sejauh ini
NASA mencatat, kepulan asap dari kebakaran Australia telah mengubah warna langit Amerika Selatan.
Hal ini secara dramatis memengaruhi Selandia Baru. Salah satunya mengubah kualitas udara di sana menjadi buruk dan salju di puncak gunung tidak berwarna putih, tapi lebih gelap.
Kualitas udara di kota-kota besar Australia seperti Sydney, Melbourne, Canberra, dan Adelaide menunjukkan berada di level berbahaya karena asap kebakaran yang menyelimuti kawasan tersebut.
Lebih dari 100 kebakaran terus membakar wilayah timur Australia. Kondisi yang lebih dingin dan adanya hujan, telah membantu upaya pemadaman kebakaran sejauh ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.