Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perubahan Iklim, Tanaman Tumbuh di Zona Tinggi Himalaya

Kompas.com - 13/01/2020, 09:12 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Para peneliti tidak melacak penyebab perubahan ini.

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa ekosistem Himalaya sangat rentan terhadap pergeseran vegetasi yang dipengaruhi oleh iklim.

"Kita menemukan barisan pepohonan merambah kawasan di bawah puncak pegunungan di Nepal dan China seiring kenaikan temperatur," kata Achyut Tiwari, asisten profesor di Departemen Botani di Universitas Tribhuvan, Nepal, yang telah menerbitkan "Dinamika Barisan Pepohonan di Himalaya" di jurnal Dendrochronologia.

"Jika ini terjadi pada pepohonan di elevasi yang lebih rendah, jelas saja tanaman di lokasi yang lebih tinggi juga akan bereaksi terhadap kenaikan suhu," ujar Tiwari.

Sebagian peneliti yang secara rutin mengunjungi Himalaya mengkonfirmasi gambar dari ekspansi vegetasi ini.

Tanaman "penjajah"

"Tanaman-tanaman ini memang menjajah kawasan yang pernah menjadi gletser di Himalaya," kata Elizabeth Byers, seorang ahli ekologi vegetasi yang telah menyelesaikan penelitian lapangan di bagian Himalaya di Nepal selama hampir 40 tahun.

"Di beberapa lokasi ada gletser dengan es yang bersih beberapa tahun lalu, sekarang mereka adalah batu besar yang ditutupi pecahan batu, dan di atasnya ada tanaman kecil, lumut, dan bahkan bunga," imbuhnya.

Tanaman berbunga kini dapat ditemukan di beberapa lokasi yang lebih tinggi di Himalaya. Tanaman berbunga kini dapat ditemukan di beberapa lokasi yang lebih tinggi di Himalaya.

Tak banyak yang diketahui tentang tanaman di ketinggian tersebut, karena kebanyakan penelitian ilmiah berfokus pada gletser yang menipis dan danau gletser yang berekspansi di tengah kenaikan suhu.

Peneliti lebih lanjut mengungkap detail dari penelitian lapangan terhadap vegetasi di kawasan tinggi di Himalaya yang dibutuhkan untuk memahami bagaimana tanaman berinteraksi dengan tanah dan salju.

Dampak air

"Apa makna dari perubahan vegetasi ini bagi hidrologi di kawasan tersebut merupakan salah satu pertanyaan kunci," kata Anderson.

"Apakah hal tersebut akan memperlambat mencairnya gletser dan lapisan es atau justru mempercepat prosesnya?"

Baca juga: Krisis Iklim Bikin Serangga Penyerbuk di Ekosistem Indonesia Terancam

Prof. Immerzeel dari Universitas Ultrecht University sepakat bahwa pertanyaan tersebut membutuhkan penyelidikan yang akan menjadi penting.

"Menarik juga untuk mempelajari implikasi hidrologis karena makin banyak vegetasi di ketinggian berarti semakin banyak juga proses evapotranspirasi (proses di mana air berpindah dari tanah ke atmosfer) dari kawasan tangkapan air Alpina.

"Ini juga dikarenakan kenaikan suhu sehingga semakin sedikit air tersedia untuk aliran sungai."

Kawasan Hindu Kush Himalaya melintasi delapan negara termasuk Afganistan di barat hingga Myanmar di timur. Lebih dari 1,4 miliar orang bergantung pada air di kawasan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau