Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Lyme Disease, Justin Bieber Juga Idap Mono Kronis, Apa Itu?

Kompas.com - 10/01/2020, 17:27 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Penyanyi pop Justin Bieber mengumumkan bahwa dirinya tengah berjuang melawan penyakit Lyme dan mononukleosis serius.

Hal ini pertama kali diungkapkan Bieber di akun instagram pribadinya setelah banyak orang mengkritik penampilannya.

"Sementara banyak orang terus mengatakan Justin Bieber terlihat seperti sampah, dipengaruhi obat-obatan, dll. Mereka tidak menyadari bahwa saya baru-baru ini didiagnosis dengan penyakit Lyme dan masalah serius mono kronis yang memengaruhi kulit, fungsi otak, energi, dan seluruh kesehatan," tulis Bieber dalam unggahannya.

Baca juga: Justin Bieber Kena Lyme Disease, Penyakit Ini Bisa Menyerang di Mana?

Sekilas tentang penyakit Lyme

Lyme merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang biasa dibawa kutu.

Menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar 300.000 orang Amerika didiagnosis dengan penyakit Lyme.

Infeksinya dapat menyebar ke persendian, jantung, dan sistem saraf. Hal ini pada akhirnya menyebabkan nyeri persendian dan pembengkakan.

Selain Bieber, penyanyi Avril Lavigne juga pernah didiagnosis mengidap penyakit Lyme.

Mononukleosis

Sementara itu, mono yang dimaksud Bieber adalah kependekan dari mononukleosis atau demam kelenjar.

Mononukleosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) yang biasanya dialami remaja.

Penyakit mononukleosis juga sering disebut sebagai penyakit ciuman. Ini karena penyebarannya dapat melalui air liur seperti berciuman, bersin, batuk, dan berbagi peralatan makan dengan orang yang terinfeksi.

Dilansir Mayo Clinic, mononukleosis merupakan penyakit menular yang dialami hampir semua orang. Sebagian besar orang yang pernah memiliki mono, bisa sembuh dengan cepat dan tak kambuh lagi.

Sementara itu, mono kronis seperti yang dialami Bieber muncul dengan gejala kelelahan parah, sakit kepala, dan demam.

Menurut Proyek Mono University of Minnesota yang dilansir dari Insider, Jumat (10/1/2020), mono kronis terjadi saat seseorang menderita penyakit yang terus menerus dengan gejala yang selalu muncul selama beberapa tahun.

Tanda dan gejala mononukleosis antara lain:

  • Kelelahan
  • Radang tenggorokan
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
  • Amandel bengkak
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Limpa bengkak

Masa inkubasi

Virus ini memiliki masa inkubasi sekitar empai sampai enam minggu. Jika virus EBV menyerang anak-anak, masa inkubasi bisa lebih pendek.

Tanda dan gejala seperti demam dan sakit tenggorokan baisanya berkurang dalam beberapa minggu.

Namun kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan limpa bisa bertahan beberapa minggu lebih lama.

"Jika gejala di atas tidak membaik dengan sendirinya dalam satu sampai dua minggu, segera kunjungi dokter," tulis Mayo Clinic.

Baca juga: Kata Sosiolog, Diabetes juga Penyakit Sosial, Kok Bisa?

Penyakit Lyme dan Mononukleosis

Dilansir situs danielcameronmd.com, mononukleosis (EBV) dan penyakit Lyme memiliki karakteristik yang sama. Inilah yang menyulitkan diagnosis akurat.

Keduanya disertai dengan gejala tak spesifik seperti merasa lelah, demam, myalgia (nyeri otot), radang sendi, sakit kepala, nyeri leher, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Awalnya, penyakit Lyme dan EBV dianggap berbeda. Beberapa laporan menyebut masing-masing penyakit hanya mirip satu dengan yang lain.

Namun, beberapa penelitian yang menunjukkan pasien dapat memiliki penyakit Lyme dan mono kronis secara bersamaan. Meski, kedua penyakit itu memiliki gejala yang sangat mirip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com