Planet-planet kecil lainnya seperti Saturnus, Uranus, dan Neptunus beserta keluarga komet Jupiter itu sendiri, dikendalikan oleh planet Jupiter. Sedangkan, kata Horner, Jupiter sejak lama dikenal dan selalu dianggap melemparkan keluarga komet Jupiter ke dalam orbitnya.
Populasi Centaur secara terus-menerus diisi kembali oleh serpihan puing-puing yang ditemukan dalam disket yang tersebar, dan JFCs terus menjadi ancaman yang selalu ada.
Dari model simulasi yang dilakukan Grazier dengan timnya, posisi planet dan partikel di sepanjang orbitnya dapat diprediksikan dalam periode waktu yang lama.
Hasil yang didapatkan juga berskala, apalagi ketika peristiwa menarik terjadi yang sangat mempengaruhi lintasan partikel.
"Kita sudah tahu bahwa Bumi ada di jajaran rambut kosmik," kata Grazier.
Selain itu, peneliti juga melihat peristiwa di Tata Surya yang sebenarnya bahwa kemungkinan besar Jupiter akan mengirimkan atau melempar komet ke Bumi.
"Ada ratusan obyek dekat Bumi yang berpotensi berbahaya. Saya pikir kita sekarang harus lebih memperhatikan yang terjadi agak jauh di lingkungan Jupiter," ujar Grazier.
Baca juga: Jupiter Akan Berbalik Arah, Apakah Ada Efek Bagi Bumi?
Pada asalnya saat Bumi terbilang masih muda, menurut Grazier hal ini akan baik bagi Bumi karena komet dan asteroid yang dikirimkan oleh Jupiter justru akan mengirimkan bahan-bahan penting bagi kehidupan di bumi.
Namun saat ini, ketika hal itu terjadi, komet yang dilemparkan oleh Jupiter akan memicu kepunahan massal.
Hal ini mirip seperti yang terjadi pada kepunahan massal dinosaurus non-unggas sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Menariknya, NASA sedang mempertimbangkan sepasang misi untuk mempelajari Centaurs Jupiter dari dekat menggunakan dua pesawat ruang angkasa, bernama Centaurus dan Chimera.
Misi-misi ini, jika disetujui, dapat memberikan informasi lebih banyak tentang asal-usul tata surya. Tetapi yang lebih penting adalah dapat memberikan informasi tentang cara-cara di mana benda-benda ruang angkasa menjadi ancaman bagi Bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.