Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/01/2020, 13:01 WIB

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi munculnya dua bibit siklon tropis yang berada dekat di wilayah Indonesia.

Dua bibit siklon tropis yang berhasil dideteksi tersebut yaitu "91S" di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan "92S" di Laut Arafuru sebelah selatan Tual.

Bibit Siklon 91S

Dijelaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Drs R Mulyono R Prabowo, bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan NTT dengan posisi sekitar 14.3 LS-121.2 BT.

Lokasi tersebut berada di luar wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta namun masih masuk dalam wilayah monitoring.

"Citra satelit 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktifitas konvektif yang semakin meningkat dengan adanya pusat sirkulasi paras bawah dan banding yang semakin jelas masuk ke dalam
pusat sirkulasi," kata Mulyono kepada Kompas.com, Senin (6/1/2020).

Kondisi angin lapisan bawah (850 mb) hingga menengah menunjukkan bentuk sirkulasi
siklonal yang sudah terpusat dengan baik dan kecepatan angin maksimum di bagian utara dan selatan sistem sudah mencapai 25-30 knots.

Baca juga: BMKG: Sepekan ke Depan Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem, Ini Daftarnya

Windshear vertikal kategori sedang berkisar 15-20 knots, yang belum cukup mendukung tumbuh kembang bibit.

Berdasarkan model angin NWP ACCESS-G untuk12-24 jam ke depan, sirkulasi lapisan bawah hingga menengah semakin terpusat dan kecepatan angin semakin meningkat mencapai intensitas siklon tropis.

Sementara, potensi menjadi siklon tropis dalam 12-24 jam ke depan tinggi.

Bibit Siklon 92S

Bibit siklon tropis 92S terpantau di Laut Arafura sebelah tenggara Tual dengan posisi sekitar 8.3 LS -134BT yang berada di dalam wilayah tanggungjawab TCWC Jakarta.

"Citra satelit 12 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif sedang dengan bentuk yang belum terorganisir dengan baik," ujarnya.

Kondisi angin lapisan bawah hingga menengah menunjukkan adanya bentuk sirkulasi siklonal namun masih melebar dengan kecepatan angin maksimum masih berkisar 15-20 knots.

Windshear vertikal kategori kuat berkisar 20-30 knots yang kurang mendukung tumbuh kembang bibit.

Berdasarkan model angin NWP ACCESS-G untuk 24 – 48 jam ke depan, bibit 92S bergerak ke tenggara keluar dari wilayah tanggungjawab TCWC Jakarta dan belum mengalami peningkatan kecepatan angin hingga mencapai intensitas siklus tropis.

Berbeda dengan siklon "91S", siklon "92S" justru potensi menjadi siklus tropis dalam 24-48 jam ke depan masih rendah.

Dampak bibit siklon tropis

Masih menurut Mulyono, bahwa kedua bibit siklon tropis yang saat ini berada dekat dengan wilayah Indonesia dapat berdampak pada kondisi cuaca maupun gelombang laut.

Dampak saat ini yaitu munculnya hujan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Tidak hanya itu, di kondisi perairan akan meningkatkan tinggi gelombang laut dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter di beberapa wilayah berikut.

  • Perairan selatan Jawa Tengah hingga Selatan Nusa Tenggara Barat
  • Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga Selatan Nusa Tenggara Barat
  • Perairan Pulau Sumbawa
  • Laut Sawu
  • Perairan Pulau Sabu
  • Perairan Pulau Rote
  • Perairan Utara Nusa Tenggara Timur
  • Laut Flores
  • Perairan Kepulauan Kai hingga Aru

Meskipun demikian, bibit siklon tropis "91S" di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan "925" di Laut Arafuru.

"Bibit siklon tropis "91S" dalam satu hingga dua hari ke depan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis namun bergerak menjauhi wilayah Indonesia," ujar dia.

Ketika bibit siklon tropis bergerak menjauhi wilayah Indonesia, maka akan semakin kecil juga dampaknya mempengaruhi kondisi cuaca dan gelombang laut Indonesia.

"Bibit yang sudah berubah menjadi siklon (tropis) diberi nama blake, dan pengaruhnya masih di daerah yang sama (Bali, NTT, NTB)," kata Mulyono, Senin (6/1/2020).

Baca juga: BMKG: Potensi Hujan Lebat dan Angin di Beberapa Wilayah Indonesia Hari Ini

Untuk diketahui, musim siklon tropis di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November hingga April. Hal itu bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+