Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru idiopatik).
Tak jarang juga kematian yang dipicu oleh asam lambung. Pada 2004 di Amerika Serikat, tercatat ada 1.150 kematian yang disebabkan oleh asam lambung.
Penyakit GERD bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD.
Total skor yang didapat dari kuesioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak:
Jika nilai kurang dari 8, kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD.
Kuesioner GERD sendiri terdiri dari enam pertanyaan.
Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD, yaitu panas dada, seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sementara pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual.
Dua pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD, Anda bisa mengklik link berikut:
www.surveymonkey.com/s/gerdq
"Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi," kata Ari.
Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non-obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan.
Tata laksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tata laksana non-obat pasien GERD.
Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.
Baca juga: Halo Prof! Sudah Minum Obat GERD, Kok Mual Tidak Hilang-hilang?