Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Natal Dirayakan pada 25 Desember, Menurut Sains

Kompas.com - 25/12/2019, 12:01 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber Slate.com

 

KOMPAS.COM - Sebentar lagi umat Kristiani di dunia akan merayakan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Hari Natal diyakini sebagai hari kelahiran Yesus.

Namun, benarkah demikian? Apa yang menjadi alasan di balik perayaan Natal yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 Desember?

Dilansir dari Slate (18/12/2013), ada banyak perselisihan tentang kapan waktu yang tepat untuk merayakan ulang tahun Yesus Kristus.

Salah satu penyebabnya adalah minimnya informasi waktu dalam Alkitab. Hal ini dibuktikan dalam buku-buku Perjanjian Baru Alkitab Kristen yang ditulis oleh empat penulis Injil. Mereka menulis kisah kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi hanya Matius dan Lukas yang menyebutkan kelahiran-Nya.

Baca juga: Begini Cara Astronot Rayakan Natal di Luar Angkasa

Itu pun tanpa referensi waktu yang spesifik, meski Lukas menyebutkan mengenai adanya gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam saat Yesus lahir.

Sebagian orang menganggap keberadaan gembala-gembala itu sebagai petunjuk bahwa Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember yang dingin, melainkan pada musim semi ketika domba-domba dibiarkan bebas berkeliaran.

Namun, para advokat untuk Kelahiran Desember mengatakan bahwa domba-domba yang akan dikurbankan untuk bait suci memang sengaja dibiarkan berkeliaran, bahkan pada musim dingin sekalipun.

Hal ini pun membuat banyak orang terus menerka-nerka tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya. Menurut teolog Klemens dari Aleksandria sekitar tahun 200, dugaan yang paling populer pada masa itu adalah musim semi yang berlangsung dari bulan Mei, April dan Maret. Namun, 25 Desember sama sekali tidak masuk dalam dugaan masa itu.

Baca juga: Jelang Natal, Ilmuwan Kanada Bikin Rumah Jahe Terkecil di Dunia

Munculnya 25 Desember 2019

Lantas, dari mana munculnya tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus?

Perlu diketahui bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember beru dikenal secara meluas pada abad ke-4 ketika penganut agama Kristen diperbolehkan untuk beribadah secara terbuka.

Penjelasan paling standar yang dipercaya oleh sejarawan, dan banyak orang lainnya, selama berabad-abad adalah bahwa gereja berupaya untuk menyebarkan agama Kristen dengan merayakan Natal bersamaan dengan festival musim dingin pagan yang populer pada masa itu.

Namun, penjelasan ini dibantah oleh Fr. Richard Rutherford, C.S.C., profesor teologi emeritus di University of Portland.

Rutherford mengungkapkan bahwa dalam 50 tahun terakhir, sejarawan liturgi menemukan tulisan-tulisan awal gereja Kristen kuno yang mendeskripsikan kemunculan 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca

Tulisan-tulisan awal menunjukkan bahwa gereja Kristen merayakan konsepsi Yesus pada tanggal 25 Maret. Pada tanggal itu pula, orang-orang Kristen percaya bahwa seorang malaikat memberi tahu Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak oleh Roh Kudus yang akan menjadi Anak Allah.

Oleh karena itu, Rutherford menyimpulkan, jika Yesus dikandung pada 25 Maret, maka Ia akan dilahirkan sembilan bulan kemudian pada 25 Desember.

Terkait popularitas tanggal 25 Maret sebagai hari kelahiran Yesus, Rutherford berkata bahwa hal itu mungkin dipengaruhi oleh perayaan Paskah yang memang jauh lebih dulu dirayakan daripada Natal.

Gereja Kristen Awal meyakini bahwa Kristus disalib pada bulan Maret pada tanggal yang sama dengan konsepsi-Nya, yakni 25 Maret. Ini membuat umat Kristen awal meyakini bahwa kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus saling terkait satu sama lain.

Buktinya, imbuh Rutherford, ada pada gambaran-gambaran Kristen awal yang mengilustrasikan Yesus yang masih anak-anak datang dengan menaiki salib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Slate.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com