KOMPAS.COM - Kungkang (Folivora) merupakan hewan yang dikenal malas dan lambat dalam bergerak.
Hal ini disebabkan oleh tingkat metabolisme yang rendah sehingga membut mereka tidak melakukan banyak hal hampir sepanjang hari.
Namun, apakah mamalia pecinta pohon ini juga bermalas-malasan dalam urusan kawin?
Baca juga: Kamasutra Satwa: Punya 2 Kelamin Sekaligus, Bagaimana Siput Kawin?
Kungkang terbagi menjadi dua golongan, yaitu kukang berjari dua dan berjari tiga. Mereka semua hidup di seluruh hutan Amerika Tengah dan Selatan.
Walaupun nama dan penampilannya sama, dua golongan kungkang ini tidak saling berhubungan dan berasal dari keluarga taksonomi yang berbeda.
"Seekor kungkang memang bukan pemalas" kata Jonathan Pauli, seorang ahli ekologi satwa liar di Universitas Wisconsin-Madison, yang telah mempelajari kungkang.
"Kungkang berjari dua dan kungkang berjari tiga sangat berbeda satu sama lain" ujarnya seperti dilansir Live Science (17/05/2019).
Dalam segi reproduksi, kungkang jantan berjari tiga dapat melakukan poligini, atau mengawini banyak betina dengan bebas sehingga menjadi ayah dari sebagian besar keturunannya dalam satu populasi.
Berbeda dengan kungkang berjari tiga, kungkang jantan berjari dua tidak dapat melakukan poligini dan sangat lemah dalam pergaulan bebas.
Selain itu, kebiasaan pasangan kungkang berjari tiga juga berbeda dengan berjari dua.
Pauli menjelaskan, kungkang berjari tiga memiliki siklus kalender yang baik dalam bereproduksi.
Para betina kungkang berjari tiga kawin selama akhir musim panas dan awal musim gugur, kemudian mereka melahirkan di awal tahun berikutnya, dan menggendong bayi mereka hingga musim kawin selanjutnya.
Sedangkan, betina berjari dua tidak memiliki jadwal yang pasti dalam bereproduksi seperti kungkang berjari tiga.
"Jadwal reproduksinya tidak jelas yang terjadi sepanjang tahun," sambung Pauli
Jantan berjari tiga dan dua sebagian besar merupakan makhluk soliter, yaitu hewan yang hidup sendiri-sendiri atau berpasangan sehingga tidak hidup berkelompok.
Namun, jarak rumah jantan berjari dua lebih jauh dari sepupu mereka, yaitu jantan berjari tiga
Penelitian terbaru oleh Pauli dan rekannya Zach Peery juga menyebutkan, kangkung betina berjari dua dan tiga sama-sama menjaga wilayah mereka sendiri, meskipun berdekatan dengan rumah beberapa jantan.
Kangkung betina akan menerima kesediaan mereka untuk kawin dengan teriakan bernada tinggi setelah menerima panggilan khas dari kangkung jantan dalam satu detik.
Hal ini diungkapkan oleh para penduduk lokal yang memiliki rumah di dekat hutan.
"Di beberapa daerah, penduduk lokal dari daerah pedesaan yang dikelilingi oleh sebidang besar hutan asli sering melaporkan bahwa mereka mendengar panggilan 'whistlelike' dari kungkang jantan di waktu-waktu tertentu tahun ini," kata peneliti biologi dan sloth Adriano Chiarello dari Universitas. dari São Paulo di Brasil.
Salah satu siswa bernama Chiarello pernah menyaksikan seekor kangkung jantan berjari tiga bergerak menuju seekor betina yang berusaha menarik jantan tersebut di hutan Espirito Santo di Brasil tenggara.
Namun, saat pasangan tersebut bertemu bukan berarti itu merupakan salah satu perilaku dari berpacaran.
"Jika itu adalah perilaku pacaran, kita tidak tahu," katanya.
Tampaknya, terdapat seleksi seksual ketika kungkang betina memilih kungkang jantan untuk dijadikan pasangannya, meskipun belum jelas diketahui kriteria terbaik menurut kangkung betina.
Misalnya, dalam sebuah studi tahun 2012 di Plos One, Pauli dan Peery melaporkan bahwa seorang kangkung jantan yang lajang tiba-tiba menjadi bapak dari semua kungkang remaja yang diuji para peneliti.
Baca juga: Kamasutra Satwa: Gurita Jantan Tancapkan Penis pada Hidung Pasangannya
"Para betina lebih memilih pasangan yang agak kuat" kata Pauli. "Tapi apa yang membuat jantan itu begitu terlihat seksi bagi betina?"
Kopulasi yang dilakukan kungkang memang jarang terlihat di alam liar, tetapi para peneliti telah melaporkan bahwa hal itu terjadi, salah satunya dengan bertatap muka antara kangkung jantan dan betina dalam beberapa menit. Setelah itu, kangkung jantan mungkin mencoba kawin dengannya lagi setelah beberapa menit kemudian.
Pasangan ini kadang-kadang tetap bersama, bahkan di pohon yang sama, selama lebih dari sehari sebelum melakukan urusan mereka sendiri, kata Chiarello.
Selain itu, para jantan akan memantau betina dari kejauhin dan mungkin akan bertarung dengan jantan lain jika sedang cemburu. Tetapi masih tidak jelas apakah perkelahian ini sebenarnya atas pasangan atau wilayah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.