Sementara seperti terlihat dalam video, perempuan tersebut mengambil bunga saat siang hari dan dalam keadaan ramai dilihat banyak orang.
Hal ini dalam ilmu psikologi disebut sebagai perilaku impulsif.
"Dari pengamatan yang "hanya" saya lakukan melalui tayangan video yang viral itu, karena kebetulan saya tidak melihat langsung dan tidak melakukan wawancara, saya menduga apa yang dilakukan oleh ibu tersebut masuk ke dalam kategori perilaku impulsif," terang Endang.
Dalam psikologi, perilaku impulsif adalah istilah yang menjelaskan, perilaku yang dilakukan oleh seseorang, tanpa berpikir panjang.
Tanpa merefleksikan secara cukup tentang akibatnya dan cenderung spontan, sebagai reaksi terhadap rangsangan yang mendorongnya melakukan suatu perbuatan secara tiba-tiba.
Contoh perilaku impulsif salah satunya adalah kleptomania.
Namun, apa yang dilakukan perempuan dalam video viral tersebut tidak tergolong kleptomania.
"Keindahan bunga-bunga berwarna cerah yang mungkin telah dilihatnya sepanjang jalan tol, mendorongnya untuk memenuhi hasrat memiliki, tanpa mampu dikontrolnya. Saat itu akibat dari perbuatannya tidak terpikirkan," papar Endang.
Endang menjelaskan, biasanya individu dalam kondisi ini tidak menyadari tindakan yang dilakukan dan lebih mengedepankan perintah nalurinya untuk melakukan suatu tindakan. Sementara, tindakannya sendiri bisa saja berlangsung secara sadar.
Dalam hal ini, tampak perempuan tersebut bukan hanya memetik bunganya saja, tapi terlihat seperti mencabut batang dengan akarnya.
Hal ini menandakan, pikiran sadarnya tentu memiliki tujuan bahwa nanti tanaman kembang sepatu itu akan ditanamnya kembali di rumah atau suatu tempat setelah sampai tujuan.
Dugaan lain adalah terkait persepsi dan nilai yang dianut oleh perempuan tersebut.
"Mungkin dalam benaknya yang ada adalah persepsi bahwa mengambil sedikit saja tidak akan apa-apa, toh tidak merusak keseluruhan keindahan tatanan tanaman," jelasnya.
"Namun ibu itu lupa, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, meskipun itu dianggap milik umum adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan," imbuh Endang.
Baca juga: Viral Nata de Coco Mengandung Plastik, Ini Kata Badan POM
Perbedaan persepsi ini yang kemudian juga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan masyarakat, khususnya netizen yang melihatnya melalui tayangan video.
Endang sendiri melihat, perdebatan dalam menilai suatu perbuatan adalah sesuatu yang wajar.
Secara subyektif, setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing.
Walaupun dalam pandangan atau norma umum, perilaku tersebut tetap tidak dapat dibenarkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.