Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Benarkah Meteorit Raksasa Tabrak Bumi 12.000 Tahun Lalu?

Kompas.com - 13/12/2019, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cek realitas

Hipoteses Dampak Younger Dryas, dan bukti yang mendukungnya, menjadi pengingat seberapa besar yang dapat berubah ketika sebuah objek batuan, seperti komet, asteroid, atau meteorit, menabrak bumi. Banyak asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter, dan kadang-kadang beberapa dari mereka sangat dekat dengan planet kita.

Kemungkinan asteroid berukuran besar menghantam bumi mungkin tampak rendah, tapi ini bukan berarti tidak mungkin terjadi.

Mengambil contoh Apophis 99942. Asteroid ini diklasifikasikan sebagai asteroid berpotensi berbahaya. Berukuran lebar 340 meter, asteroid ini akan bergerak sangat dekat dengan bumi pada Jumat 13 April 2029 (dalam kaitannya dengan Satuan Astronomi, yang didefinisikan sebagai jarak antara bumi dan matahari).

Kemungkinan Apophis 99942 menghantam bumi dalam 10 tahun ke depan hanya 1 berbanding 100.000. Namun, kemungkinan dampak yang diberikan mungkin lebih tinggi pada suatu saat pada masa depan.

Terlebih lagi, komet dari Kompleks Taurid juga bergerak relatif semakin mendekati bumi tiap abadnya. Jadi asteroid besar atau komet dapat jatuh menghantam bumi pada masa yang akan datang.

Hipotesis Dampak Younger Dryas sangat kontroversial. Tapi bukti menunjukkan bahwa tidak mungkin sebuah meteorit besar menghantam bumi 12.800 tahun lalu dan menyebabkan dampak global.

Francis Thackeray

Honorary Research Associate, Evolutionary Studies Institute, University of the Witwatersrand

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com