Pola ini merupakan pesan pop-up yang ditampilkan di beberapa situs seperti "90 orang telah melihat item ini!".
Taktik ini menghasilkan dua kekuatan pemikiran, yaitu pemikiran ikut-ikutan (ini populer, jadi saya harus mendapatkannya ) dan kelangkaan ( jika saya tidak mendapatkannya, orang lain akan).
Tetapi setelah menganalisis situs, peneliti kembali menemukan bahwa angka tersebut datang dari generator nomor acak dan pilihan dari stok pesanan.
4. Bahasa manipulatif
Beberapa situs menggunakan bentuk rasa bersalah lain sebagai cara mempertahankan loyalitas. Jika Anda menolak tawaran, Anda bukan sekadar menekan ‘tidak’, melainkan sebuah kalimat yang membuat Anda merasa bersalah dan berfikir kedua kalinya.
Contohnya, pada salah satu blog makanan populer , untuk menolak penawaran buletin, pengguna harus mengklik "Tidak, terima kasih, saya akan makan malam dengan microwave malam ini."
"Tujuan dari pola-pola ini dalam konteks belanja adalah membuat Anda membeli lebih banyak barang," kata Mathur kepada Wall Street Journal, seperti dilansir phys.org (29/11/2019).
Baca juga: Mengapa Sulit Mengendalikan Hasrat Belanja?
Solusinya adalah, Anda sebaiknya meningkatkan kesadaran ketika sedang berbelanja online sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh situs online tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.