Dari perkiraan ada sekitar 1,1 juta anak di bawah usia 15 tahun yang mengidap sakit TBC di seluruh dunia pada tahun 2018. Sementara itu, 32.000 diantara mereka memiliki resisten terhadap obat TBC.
Ironisnya, kurang dari 5 persen saja yang telah didiagnosis dan menerima perawatan. Bahkan lebih sedikit dari mereka yang berusia di bawah lima tahun menerima perawatan.
Setidaknya hanya 500 anak dengan resisten obat TBC secara global, menerima pengobatan dan dirawat, tetapi diberikan obat-obatan pada orang dewasa.
Oleh sebab itu, GDF telah berinisiatif membuat formula khusus terhadap resisten obat TBC pada anak, yang disebut menjadi penyakit paling mematikan di dunia ini.
GDF bersama dengan Proyek Sentinel telah berusaha mengenalkan dan mengimplementasikan obat anti-resisten TBC ini ke 56 negara.
Obat itu sendiri berbentuk tablet atau oral, dan dapat dikonsumsikan kepada anak dengan melarutkannya ke dalam cairan atau air. Satu tablet per hari dan harus dikonsumsi selama 12 bulan.
Mengenai rasa dan efek sampingnya, tidak seperti obat untuk orang dewasa yang diberikan.
Sehingga, tidak perlu lagi diberikan suntikan ataupun obat orang dewasa kepada anak dengan resisten obat TBC.
"Ini merupakan keajaiban, karena tidak memberikan efek samping yang buruk, tetapi tetap bekerja untuk pengobatan," ujarnya.
Pada tahun 2019, Stop TB GDF menyediakan lebih dari 1.100 perawatan untuk anak-anak dengan TB yang resisten terhadap obat di seluruh dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.