Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi TBC Anak, Obat Anti-Resisten Tuberkulosis Harganya Selangit

Kompas.com - 11/12/2019, 11:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Obat itu sendiri berbentuk tablet atau oral, dan dapat dikonsumsikan kepada anak dengan melarutkannya ke dalam cairan atau air. Satu tablet per hari dan harus dikonsumsi selama 12 bulan.

Mengenai rasa dan efek sampingnya, tidak seperti obat untuk orang dewasa yang diberikan.

Sehingga, tidak perlu lagi diberikan suntikan ataupun obat orang dewasa kepada anak dengan resisten obat TBC.

"Ini merupakan keajaiban, karena tidak memberikan efek samping yang buruk, tetapi tetap bekerja untuk pengobatan," ujarnya.

Pada tahun 2019, Stop TB GDF menyediakan lebih dari 1.100 perawatan untuk anak-anak dengan TB yang resisten terhadap obat di seluruh dunia.

Pasalnya, lebih dari dua kali lipat jumlah anak di bawah lima tahun yang secara historis dirawat setiap tahun disebabkan resisten obat TBC.

Di Indonesia sendiri, hanya ada 50 anak yang diberikan pengobatan dan perawatan dengan obat dari Stop TB GDF ini.

Kendala obat anti-resisten TBC

Obat ini terbilang mahal, meskipun dampak positif terhadap penyembuhan anak dengan resisten obat TBC sudah dibuktikan secara medis dan telah melalui fase uji klinis yang sesuai standar internasional.

Untuk diketahui bahwa inilah tujuan dari Stop TB Partnership menyerukan proposal bagi komunitas peduli TBC, masyarakat sipil, dan juga pemerintah di banyak negara untuk bersama mengumpulkan dana global memerangi dan mengakhiri TBC.

Bahkan, Stop TB GDF juga sangat terbuka manakala industri farmasi di semua negara berkeinginan untuk mau menjadi bagian yang mengembangkan atau memperbanyak produk obat anti-resisten TBC ini.

Baca juga: WHO Kenalkan Obat Tuberkulosis Bebas Injeksi

Meskipun juga termasuk dalam dukungan USAID dan Dana Global untuk memerangi AIDS, Tuberkolosis dan malaria, dengan masing-masing hibah akan berkisar antara 25.000 sampai 150.000 dollar AS (lebih dari Rp 250 juta sampai Rp 2,1 miliar) untuk mencakup 12 bulan kegiatan.

Seruan untuk proposal tersebut mencakup 14 negara dengan beban TBC tertinggi yaitu; Bangladesh, Kamboja, Kongo, India, Indonesia, Kenya, Mozambik, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Tanzania, Afrika Anglophone, Afrika Francophone, Asia, Amerika Latin, Karibia, dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau