Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Siap Jadi Wadah Diaspora Peneliti untuk Pulang ke Indonesia

Kompas.com - 10/12/2019, 10:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah menyiapkan diri untuk menjadi wadah bagi para diaspora peneliti yang ingin kembali pulang ke Indonesia dan mengembangkan kiprahnya dalam penelitian di nusantara untuk dunia.

Hal ini disampaikan oleh Laksana Tri Handoko dalam acara bertajuk Diaspora Peneliti Indonesia: Kiprah dan Tantangan, Senin (9/12/2019).

"Baik dari aspek dana, infrastruktur dan ekosistem saat ini, saya rasa LIPI sudah semakin siap untuk menampung diaspora (peneliti)," kata dia.

Baca juga: Jakarta Disebut Rentan Likuefaksi, Begini Tanggapan Pakar LIPI

Diwartakan portal berita Antara, Senin (9/12/2019), para peneliti diaspora merupakan SDM unggul yang diharapkan dapat memberikan karya yang baik untuk Indonesia, termasuk salah satunya inovasi.

Namun faktanya, diaspora peneliti Indonesia tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Upaya LIPI menyiapkan diri untuk kepulangan diaspora peneliti Indonesia sekaligus merespons ungkapan Jokowi ketika mengunjungi Korea Selatan dan bertemu dengan sejumlah ilmuwan asal Indonesia pada 25 November 2019 lalu.

"Dalam pertemuan tersebut, presiden Jokowi berpesan agar ilmuwan tidak lupa untuk kembali dan membangun tanah air Indonesia, dan inilah peluang untuk pulang dan mengabdi untuk Indonesia," ujarnya.

Untuk diketahui, data yang dimiliki LIPI menunjukkan, saat ini rasio jumlah SDM Iptek Indonesia sangat rendah yaitu 1:934 penduduk.

Daftar paten Indonesia hanya berjumlah 2.272 atau 24 persen dari 9.362 paten global, dan peringkat publikasi Internasional masil diperingkat 52 dari 320 negara.

Salah satu yang menjadi latar belakang dari hal itu adalah karena Indonesia hanya memiliki 301.885 SDM Iptek yang terdiri dari dosen, peneliti dan perekayasa, 1.280 peneliti di antaranya telah menempuh pendidikan Strata 3 (S3), termasuk di luar negeri (diaspora).

"Namun, pemberdayaan diaspora Indonesia, terutama diaspora peneliti untuk bekerja bagi tanah air masih belum maksimal, padahal banyak diaspora-diaspora unggul dan kompetitif yang bisa diminta untuk membangun bangsa," tuturnya.

Baca juga: LIPI: Seperlima Lahan Bumi Berkurang, Indonesia Harus Kelola Ini

Sejak tahun 2014 hingga 2019 ini, tercatat sudah 27 diaspora peneliti yang bekerja di LIPI.

Kata Handoko, masalah yang acap kali menjadi pertimbangan diaspora peneliti untuk kembali yaitu persoalan dana, infrastruktur, kebijakan, ataupun juga ekosistem dalam lembaga penelitian.

"LIPI menciptakan ekosistem riset ramah inovasi melalui pembangunan infrastruktur riset, serta melakukan penyempurnaan regulasi untuk mendukung platform riset ramah inovasi, bagi para diaspora serta lulusan S3 terbaik dalam negeri juga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau