KOMPAS.com - Proyek pelebaran kali yang dilakukan di salah satu perumahan di daerah Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) membuat warga resah.
Sebab, sejak diadakannya proyek itu, warga jadi lebih sering bertemu ular. Menurut keterangan warga, sudah ada empat ular yang ditemukan dan jenisnya bermacam-macam.
Hal ini tentunya membuat warga resah, terlebih karena ada banyak anak-anak yang bermain di sekitar tempat proyek berlangsung.
Menurut pakar herpetologi dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy, munculnya ular di sekitar proyek pelebaran bisa terjadi jika habitat di sekitar kali merupakan habitat riparian atau habitat peralihan antara sungai dengan daratan.
Baca juga: Ular di Perumahan BSD, Apa yang Harus Dilakukan Jika Bertemu Reptil?
Habitat riparian didominasi oleh tumbuh-tumbuhan dan bambu di sekitar sungai yang merupakan tempat ular bertelur dan berkembang biak, sehingga jika dirusak, tentu akan menyebabkan munculnya ular di wilayah sekitar.
“Di situ terdapat mikrohabitat-mikrohabitat satwa kecil, termasuk ular, pasti ada efeknya ke situ,” ungkap Amir kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2019).
Faktor lain yang mempengaruhi adalah mulainya musim penghujan di Indonesia. Karena memang, rata-rata ular akan keluar dan menjadi aktif setelah berlangsungnya musim kemarau yang cukup panjang.
Jika dilihat dari foto yang beredar, Amir menduga bahwa ular yang ditemukan di perumahan warga merupakan Cylindrophis ruffus atau ular berkepala dua yang tidak berbisa.
Namun, hasil wawancara juga mengungkapkan adanyaular berwana hitam dan belang kuning yang hampir masuk ke dalam kontrakan salah satu warga.
Baca juga: Penangkapan Ular di Perumahan BSD, Berikut Tanggapan Pakar LIPI
Menurut Amir, ular kedua ini merupakan ular welang. Ular ini merupakan jenis ular berbisa tinggi yang tidak takut dengan manusia sehingga ketika didekati pun tidak akan lari dan malah bisa membahayakan nyawa orang yang menemukannya.
Oleh sebab itu, Amir pun menyarankan kepada warga yang menemukan ular untuk segera melepaskannya.
Jika merasa resah, bisa juga menghubungi profesional yang bisa melakukan snake patrol handling.
“Jangan mencoba untuk handling sendiri jika bukan profesionalnya. Yang bisa dilakukan adalah diusir. Jangan juga dibunuh.” tutup Amir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.