KOMPAS.com - Data Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menunjukkan, selama tahun 2000 hingga 2015, lebih dari seperlima lahan Bumi berkurang.
Berkurangnya lahan tersebut merupakan imbas dari diversifikasi pengembangan lahan pertanian serta urbanisasi.
Dengan berkurangnya lahan di Bumi, ini akan memengaruhi pengurangan produktivitas yang signifikan terhadap lahan hijau dan bertambahnya daftar merah (red list) pada International Union of Conservation of Nature and Nature Resources (IUCN).
Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Atit Kanti mengatakan, hal di atas menjadi landasan bagi LIPI mengadakan kegiatan seminar dengan tema pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia untuk mendukung revolusi industri 4.0 dan sustainable development goals (SDGs), yang juga bertepatan dalam momentum Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.
Baca juga: Jakarta Diprediksi Tenggelam pada 2050, Ini Kata Panel Ilmuwan PBB
"Kemajuan industri harus terintegrasikan dengan lingkungan untuk memastikan kinerja lingkungan berjalan dengan baik. Teknologi 4.0 harus memperhatikan teknologi yang dapat melindungi biodiversitas yang menjadi tempat vital dalam menjaga keberlanjutan jangka panjang ekosistem," kata Atit di Bogor, Selasa, (5/11/2019).
Atit menjelaskan, pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat merupakan sumber daya penting untuk meningkatkan ketahanan dan mengurangi risiko dan kerusakan terkait dampak perubahan iklim.
"Keanekaragaman hayati Indonesia berhubungan erat pada target pencapaian SDGs terutama poin 14 tentang ekosistem lautan dan poin 15 mengenai ekosistem daratan," tuturnya.
Tujuan utama SDGs poin 14 tahun 2019 yaitu mengurangi tingkat keasaman air laut, menyokong ketersediaan ikan serta meregulasi penangkapan ikan secara ilegal dan menyediakan akses kepada nelayan skal kecil dalam mendapatkan sumber daya, layanan dan pasar.
Sedangkan pada poin 15, lebih berkonsentrasi pada perlindungan hutan yang berkelanjutan, mengurangi diversifikasi, serta mencegah dan merehabilitasi degradasi lahan dan kehilangan keanekaragaman hayati.
Baca juga: Ular Bermunculan di Proyek Pelebaran Kali Pamulang, Ini Kata Pakar LIPI
"Kegiatan seminar ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional serta untuk menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan manusia," ujarnya.
Atit berkata, target pembangunan berkelanjutan direalisasikan dengan memberi perlindungan dan restorasi serta menginisiasi pemanfaatan ekosistem lautan dan daratan yang berkelanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.