Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gempa BMKG Bantah Oarfish Bisa Prediksi Gempa dan Tsunami

Kompas.com - 10/12/2019, 09:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak kemarin (9/12/2019), media sosial dihebohkan dengan ditemukannya ikan oarfish di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini pun kemudian disangkut-pautkan dengan pertanda akan terjadinya gempa besar dan tsunami.

Menjawab keresahan itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan, munculnya ikan laut dalam (oarfish) ke permukaan bukanlah pertanda gempa besar dan tsunami.

Ikan oarfish memang merupakan ikan yang tinggal di dasar laut, sehingga jarang muncul ke permukaan.

Baca juga: Bisakah Oarfish Prediksikan Tsunami?

Mitos dan kajian ilmiah

Dalam budaya Jepang, ada legenda bahwa oarfish konon membawa pesar dari dasar laut.

Mereka mengaitkan perilaku binatang yang tidak lazim dengan pertanda akan terjadi gempa kuat.

"Tampaknya tanpa ada penelitian ilmiah, maka tidak akan pernah diketahui apakah cerita rakyat tersebut fakta atau hanya legenda saja," kata Daryono dalam keterangan resmi kepada Kompas.com.

Setelah dikaji dengan penelitian ilmiah, terbukti bahwa jenis ikan laut dalam seperti oarfish yang muncul ke perairan dangkal bukan penanda akan segera terjadi gempa.

Tak hanya itu, majalah ilmiah bergengsi Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA) pernah mempublikasikan fenomena kemunculan ikan laut dalam dan kaitannya dengan peristiwa gempa besar.

"Hasil kajian ini ternyata bertentangan dengan cerita rakyat yang berkembang di Jepang," ujarnya.

Inilah oarfish yang tertangkap jaring nelayan di prefektur Toyama, Jepang belum lama ini. Ikan tersebut biasanya hidup di laut dalam sehingga kemunculannya memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya bencana alam.SCMP Inilah oarfish yang tertangkap jaring nelayan di prefektur Toyama, Jepang belum lama ini. Ikan tersebut biasanya hidup di laut dalam sehingga kemunculannya memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya bencana alam.

Kajian tentang hubungan antara kemunculan ikan laut dalam dan gempa besar di Jepang, yang dilakukan para peneliti tersebut sudah dilaksanakan dengan menggunakan data cukup lama.

Dalam kajian tersebut hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal, dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi.

"Berdasarkan kajian tersebut maka diketahui bahwa kemunculan oarfish bukanlah penanda akan terjadi gempa besar," kata Daryono.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 4,5 Guncang Gunungkidul Tadi Siang

Kajian teori oseanografi tentang oarfish

Menurut teori oseanografi, pengangkatan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena upwelling.

Upwelling adalah sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan.

"Dalam fenomena upwelling biasanya kemunculannya ikannya banyak," terang Daryono.

Jika hanya satu atau dua ekor ikan, ini berhubungan dengan kebiasaan oarfish.

Pasalnya, beberapa makalah menyebut bahwa oarfish memiliki kebiasaan mengambang di dekat permukaan air ketika mereka sakit atau sekarat.

"Selain itu, ada faktor lain yang memicu ikan muncul ke permukaan laut, seperti mengikuti arus laut," tutup Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau