KOMPAS.com - Saat memasuki musim hujan, masyarakat juga mulai disibukkan untuk mencegah berbagai penyakit, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Lantas apakah benar DBD hadir bertepatan dengan musim hujan tiba?
Untuk menjawab hal tersebut, Kompas.com menghubungi Ahli Parasitologi dari Fakultas Kedokter Universitas Indonesia, Prof dr Saleha Sungkar DAP&E MS SpPark, Rabu (5/12/2019).
Saleha berkata bahwa kehadiran DBD memang bertepatan dengan musim hujan, tetapi hanya di awal dan akhir musim hujan.
"Kalau musim hujan pertengahan yang hujannya intensitas besar, mah nyamuknya malah jadi hilang," kata Saleha.
Hal itu karena pada awal dan akhir musim hujan, ketika intensitas hujan terbilang kecil atau rendah, genangan air yang dapat menjadi sarang dan tempat bertelur nyamuk jenis Aedes Aegypti lebih banyak bermunculan.
Baca juga: DBD sampai Kencing Tikus, Waspada 6 Penyakit saat Musim Hujan
"Kalau hujan kecil, wadah-wadah atau kontainer seperti cekungan di pohon, berbagai jenis daun, misalnya daun pisang, semak-semak belukar, talang rumah, ember, atau gelas yang tidak terpakai di tumpukan sampah itu berpotensi terisi air, menggenang, dan nyamuk suka bersarang dan bertelur di sana," jelasnya.
Sementara, pada masa curah hujan yang termasuk intensitas tinggi dan lebat, serta tidak jarang disertai angin kencang, potensi nyamuk untuk dapat bersarang dan bertelur justru menghilang.
"Makanya, kalau saya bilang puncaknya itu ya pas awal dan akhir musim hujan, karena nyamuknya memang lebih aktif dan lebih banyak berkembang dalam masa itu. Itu juga bukan hanya DBD. Cikungunya juga berpotensi karena sama-sama disebabkan oleh nyamuk," tuturnya.
Menurut Saleha, mencegah DBD sejatinya adalah mencegah faktor risiko yaitu tempat tumbuh kembangnya nyamuk tersebut.
Oleh sebab itu, kata dia, ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam melakukan pencegahan DBD dan nyamuk Aedes tersebut hadir di rumah Anda.
1. Pangkas semak-semak yang ada dilingkungan Anda
2. Hindari membuat wadah terbengkalai di luar rumah yang berpotensi terisi air hujan dan menggenang
3. Menguras bak mandi
4. Waspadai pepohonan yang terlalu rimbun dan sampah daunnya
5. Pelihara ikan di tempat penampungan air yang besar
Baca juga: Pernah Ada Masanya Jakarta Pusat Bebas dari DBD, Ini Ceritanya
Dituturkan Saleha, ikan bisa menjadi predator jentik-jentik nyamuk yang tumbuh dan berkembang di genangan air saat musim hujan.
Namun, ia juga berpesan untuk tidak menempatkan ikan di air yang akan dipakai untuk konsumsi ataupun mandi.
"Ya itu, jangan pula pelihara ikan ditaruhlah di tempat air untuk minum, ya jangan. Ditaruh di bak mandi saja kalau saya enggak mau. Ya karena apa? Kalau ada ikan, airnya juga akan amis, apalagi untuk minum ya janganlah ya," tuturnya.
Adapun sebaikanya hanya menaruh satu ikan dalam satu wadah, kecuali memang jenis ikan kelompok yang bertubuh kecil.
Terkait jenisnya, Saleha menyarankan ikan cupang, ikan cere, ikan gapi, ikan wader, ataupun ikan kepala timah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.