Sementara vaksin PCV dapat menurunkan kasus pneumonia yang terkonfirmasi dengan radiologi sebesar 23-35 persen.
"Makanya, imunisasi campak, pertussis, PCV, HIB dan rotavirus itu penting untuk mencegah pnemonia pada bayi dan balita terjadi," tutur Indra.
Polusi dalam ruangan sangat beragam. Namun, dua diantaranya yang paling sering ada di rumah adalah polusi asap rokok dan dari tungku api.
"Kalau kita mengurangi polusi dalam ruangan seperti asap rokok dan tungku itu, dari studi mampu mengurangi 33 persen pneumonia akut," jelas Indra.
Baca juga: Mengapa Pneumonia Sering Menyerang Lansia?
Anak yang kekurangan nutrisi atau mengalami nutrisi yang tidak seimbang berisiko mengalami sistem kekebalan tubuh yang rendah. Hal ini sangat jelas berpengaruh pada risiko pneumonia karena tubuh anak akan jadi rentan terhadap berbagai penyebab penyakit (bakteri, virus atau jamur).
Bukti menunjukkan bahwa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia anak 6-23 bulan, termasuk asupan mikronutrisi yang tepat, dapat menurunkan kematian akibat pneumonia dan diare sebesar enam persen.
Indra berkata bahwa kurangnya akses pelayanan pneumonia juga tidak luput menjadi penyebab kematian akibat pneumonia terjadi.
Oleh sebab itu, akses pelayanan pneumonia atau diare berbasis komunitas sangat diperlukan, karena akan mampu menurunkan 70 persen kematian karena pneumonia.
Kumis pa joko merupakan singkatan dari kumuh, miskin, padat, jorok dan kotor. Ketika pemukiman atau lingkungan sekitar rumah termasuk kumis pa joko, kuman (bakteri, virus atau jamur) yang jahat dan bisa menyebabkan pneumonia juga mudah sekali tumbuh dan berkembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.