KOMPAS.com - Penyanyi asal negeri ginseng, Kang Daniel, memutuskan untuk hatius atau rehat sejenak dari segala aktivitas panggung hiburan.
Kabar ini diumumkan oleh label musik Kang Daniel, Konnect Entertainment.
Konnect menyebut, salah satu alasan Kang Daniel rehat dipicu masalah kesehatan mental dan fisik sang idol.
Keputusan Kang Daniel untuk rehat sejenak tepat, dan ini memang dianjurkan oleh psikiater.
Baca juga: #WeAreWithDaniel, Bukti Nyata Ujaran Kebencian Picu Depresi
Kepada Kompas.com, dokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Dharmawan AP, SpKJ pernah mengatakan bahwa depresi bisa dialami siapa saja, tidak hanya mereka yang hidup dalam popularitas.
Prevalensi depresi telah mencapai 15 persen dari seluruh populasi manusia di dunia.
"Depresi itu penyakit otak. Siapapun bisa mengalaminya dan variasinya macam-macam, ada depresi ringan, sedang dan depresi dengan gejala somatik hingga depresi berat dengan munculnya niat bunuh diri," terang Dharmawan (25/11/2019).
Ironisnya, banyak orang yang tidak peka dengan tidak sadar dirinya memiliki gejala depresi.
Penyebab utama depresi, adalah exhausted atau rasa lelah yang berlebihan.
Untuk itu, Dharmawan menyarankan agar kita lebih mengenali diri sendiri sehingga tahu kapan waktunya tubuh kita memerlukan istirahat.
Hal ini pun seperti yang dilakukan Kang Daniel.
"Kita harus bisa mengenali diri sendiri sehingga bisa melakukan manajemen stres," ungkapnya.
Seseorang yang mengalami depresi merasa tidak ada harapan hidup dan putus asa. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang diikuti saat seseorang merasa depresi.
"Orang depresi merasa tidak ada harapan akan kehidupan atau putus asa. Kondisi ini diikuti dengan gejala lain seperti susah konsentrasi, malas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan sering ada ide untuk bunuh diri," ujar dr Andri, SpKJ kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2019).
Orang depresi mungkin juga akan mengatakan kepada teman dan keluarga bahwa mereka baik-baik saja.
Namun perlu disadari, ada banyak kepalsuan realitas, termasuk dari respons kita yang bahkan bisa menjadi penyebab seseorang memutuskan mengakhiri hidup.
Dalam kasus Kang Daniel, ujaran kebencian di sosial media menjadi salah satu pemicu depresinya.
Kang Daniel tidak sendirian. Jika Anda atau teman menemukan komentar nyinyir di media sosial, psikolog dari Personal Growth Linda Setiawati, menyarankan untuk tidak langsung reaktif memberi tanggapan.
Selain itu, Linda juga menyarankan untuk memberanikan diri bercerita ke orang terdekat.
Menurut Linda, dengan bercerita masalah kepada orang yang bisa dipercaya, maka akan membantu mengatasi masalah tersebut.
"Perbanyak interaksi dengan orang-orang terdekat, termasuk keluarga atau sahabat. Bisa juga melakukan aktivitas atau bergabung dengan komunitas yang positif dan membangun," jelas Linda.
Menjalin hubungan sosial dengan orang lain adalah salah satu faktor yang bisa mencegah terjadinya depresi akibat cyberbullying.
Baca juga: ODHA Rentan Alami Gangguan Mental, Begini Agar Mereka Tak Depresi
Hal yang harus diingat saat mendapat cyberbullying, kata Linda, adalah sadar dan memahami bahwa orang yang berkomentar biasanya tidak mengetahui kondisi kita yang sebenarnya, sehingga komentar yang dilontarkan juga belum tentu benar.
"Kita sendirilah dan orang-orang terdekat yang benar-benar mengetahui kondisi sebenarnya," kata Linda mengingatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.