KOMPAS.com - Orang dengan HIV/AIDS tak hanya mengalami sakit secara fisik. Mereka juga rentan mengalami tekanan psikis.
Menurut Guru Besar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Tjin Wiguna Sp.KJ, banyak ODHA yang juga memiliki gangguan mental.
"Data dari Amerika, 8 dari 10 orang dengan gangguan jiwa melaporkan, mereka merasa malu untuk mengatakan dirinya mengalami masalah gangguan jiwa dan khawatir stigma yang ada sehingga mereka menunda mencari pertolongan. Dan di antara yang melapor itu, masalah individu dengan HIV berlipat ganda," ungkapnya dalam pemaparan di IMERI, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Beberapa gangguan mental yang juga dialami ODHA antara lain, gangguan depresi mayor (22-45 persen) dan gangguan depresi cemas (38 persen). Selebihnya ada gangguan psikotk, gangguan zat, dan sebagainya.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia, Begini 4 Tahap HIV Berkembang jadi AIDS
"Pada mereka yang (memiliki) HIV atau AIDS, untuk menerima diri mereka sendiri mengalami itu (memiliki HIV/AIDS) sudah cukup berat. Ditambah juga kekhawatiran mereka jika orang di lingkungan mereka tahu," tuturnya.
Ketika ODHA merasa khawatir dan malu akan penyakit yang dialaminya, mereka justru cenderung lupa untuk melakukan pengobatan, termasuk psikis.
Dalam keadaan seperti ini, Tjin mengatakan, ODHA juga merasa malu datang ke konselor untuk bercerita tentang persoalan yang dihadapi.
Banyak yang mengira, bila ODHA datang ke konselor, maka kisahnya akan diceritakan ke orang lain yang dikenalnya. Kemudian dia akan berpikir, bila orang lain tahu dia akan dibully atau dijauhi oleh lingkungan.
Rasa malu dan khawatir yang tidak ditangani dengan baik ini pada akhirnya memicu depresi dan gangguan psikis lain.
"Ketika mereka (ODHA) datang, kita psikolog tidak membicarakan tentang sakit jiwa yang mereka alami, tapi memancing mereka membicarakan orang-orang yang mereka tertarik atau siapa saja di sekitar dia, gunanya menggali," jelasnya.
Selain itu, untuk mengatasi terjadinya peningkatan kasus depresi yang dialami oleh ODHA, Tjin mengatakan perlu adanya berbagai pihak terkait untuk melakukan pencegahan dan penanganan yang optimal.
Hal itu guna dapat menangani persoalan ini secara efektif.
Baca juga: Nafsiah Mboi: Stigma dan Diskriminasi ODHA Itu Pelanggaran HAM
Adapun cara yang bisa dilakukan untuk menekan rasa depresi ODHA adalah:
1. Psikoedukasi terkait HIV/AIDS
Psikoedukasi terkait HIV/AIDS dan masalah gangguan mental yang berhubungan dengan itu harus dilakukan. Upaya ini lebih menekankan pada dukungan positif.
Dalam pelaksanaan tersebut, harus memberikan fakta yang akurat dan berbasis bukti terhadap mitos-mitos yang beredar.
2. Penerimaan dan dukungan
Penerimaan dan memberikan dukungan yang positif pada individu HIV/AIDS dan atau tanpa masalah gangguan kesehatan mental.
Kita dapat melakukan itu dengan bersikap empati dan tidak menghakimi ODHA.
3. Advokasi lintas kementerian dan organisasi
Advokasi lintas kementerian dan organisasi, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Hal ini akan membantu ODHA merasa aman dan dapat mengurangi tekanan psikisnya.
4. Dukung ODHA konseling
Minta dan dukung ODHA untuk melakukan konseling, atau pertemuan berkala dalam grup.
Melalui konseling dan temu grup, ODHA dapat saling belajar dan berbagi pengalaman dengan orang lain yang mempunyai pengalaman sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.