Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Musim Hujan Mundur, Benarkah Terkait Perubahan Iklim?

Kompas.com - 02/12/2019, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Meski demikian, sebaran spasial dari dampak El Nino dipengaruhi oleh musim, lokasi, dan kondisi suhu perairan wilayah Indonesia," terang Adi.

El Nino dapat menyebabkan pengurangan curah hujan secara signifikan, jika bersamaan dengan musim kemarau dan suhu perairan Indonesia yang lebih dingin dibanding normal.

Namun, jika El Nino terjadi bersamaan dengan musim hujan dan atau kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat, El Nino tidak akan menyebabkan berkurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia.

"Sebaran spasial dari dampak El Nino dipengaruhi oleh musim, lokasi dan kondisi suhu perairan wilayah Indonesia. El Nino dapat menyebabkan pengurangan curah hujan secara signifikan, jika bersamaan dengan musim kemarau dan suhu perairan Indonesia yang lebih dingin dibanding normalnya," terang Adi.

Bila El Nino terjadi bersamaan musim hujan dan atau kondisi suhu perairan Indonesia yang cukup hangat, El Nino tidak akan menyebabkan berkurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia.

Di samping itu, luasnya wilayah Indonesia dengan perbedaan topografi dan geografis, sehingga pengaruhnya terhadap curah hujan di seluruh wilayah Indonesia juga tidak akan sama.

Sedangkan La Nina secara umum berdampak pada meningkatnya curah hujan di Indonesia.

"Seperti halnya El Nino, dampak La Nina juga bergantung pada musim, kondisi suhu perairan wilayah Indonesia, dan lokasi sehingga dampaknya tidak sama atau seragam di seluruh wilayah Indonesia," kata Adi.

Baca juga: Awal Musim Hujan Mundur, Apa yang Bikin Prediksi BMKG Meleset?

Mundurnya awal musim hujan 2019 ini disebabkan oleh kondisi dinamika atmosfer.

Faktor utamanya adalah menguatnya gangguan Dipole Mode Positif di Samudera Hindia, anomali suhu muka laut yang dingin di perairan Indonesia, serta angin musim yang terlambat datang.

"Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan laut hingga akhir November, masih kuatnya gangguan Dipole Mode di Barat Daya Sumatera dan masih dinginnya laut sekitar Indonesia menyebabkan pergantin angin musim atau Monsun kita terlambat," jelas Adi.

"Hal ini mengindikasikan awal musim hujan di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa datangnya terlambat," imbuhnya.

Adi mengatakan, sekitar 74 persen wilayah Indonesia akan mengalami keterlambatan musim hujan 2019 karena peristiwa tersebut.

Beberapa daerah yang musim hujannya mundur sebagian besar ada di selatan Indonesia. Umumnya bagian selatan Sumatera, Bali, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, dan bagian selatan Kalimantan, yaitu tipe daerah yang tipe hujan monsunal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau